Mohon tunggu...
Bagas Candrakanta
Bagas Candrakanta Mohon Tunggu... Mahasiswa -

SMI - Sopan Mengelaborasi Ide

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Ingin Bertumbuh

23 Januari 2017   18:28 Diperbarui: 23 Januari 2017   18:34 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Lockerdome.com

| Masih BIsakah Saya Tumbuh ? | 

Saya pernah menulis artikel tentang tren kualitas hidup yang sedang menurun. Bisa lihat disini. Di paragraf terakhir, saya mengungkapkan perasaan bersyukur telah menyadari kualitas hidup yang sedang ‘terjun bebas’ layaknya penerjun payung. Karena untuk tumbuh, langkah pertama yang harus dieksekusi adalah sadar akan kesalahan. Yang perlu saya lakukan setelah menyadari kesalahan yang saya perbuat adalah melakukan sebaliknya. Itulah strategi saya untuk bertumbuh, memperbaiki kesalahan yang sengaja saya perbuat. Saya mengatakan bahwa saya adalah budak smartphone, yang saya perlu lakukan adalah lebih menghargai lingkungan sekitar saya, sampai berhasil lepas dari ikatan rantai budak smartphone. 

Katakanlah saya berlebihan, tetapi saya sedang mengalami defisit kualitas hidup yang benar. Bahkan saya sempa mempertanyakan ke diri saya, “masih bisakah saya bertumbuh?” Masih banyak ‘pekerjaan rumah’ yang harus saya kerjakan di rumah, bukan di sekolah, ya.

| Melecehankan Sumber Ilmu |

Pada saat matahari menerangi bumi secara berlebihan alias cuaca sedang panas, saya mencari sesuatu untuk dijadikan kipas. Benda yang paling tepat dijadikan adalah buku. Buku tersebut saya goyangkan sampai memuaskan ‘nafsu’ saya. Selang beberapa hari, saat sedang menulis, tiba- tiba saya terlihat buku yang saya jadikan alat kipas kemarin. Buku ini sudah sangat lecek, kusut dan sepertinya tidak pantas lagi disebut buku. Buku ini seakan menampilkan dirinya dan berucap, “lihat perbuatanmu, Bagas”. Buku ini adalah buku latihan bahasa inggris berjudul “Pen Your Ideas”. Disaat itulah saya langsung mematikan laptop dan langsung membaringkan tubuh di kasur yang empuk. 

Ditemani malam yang sunyi dan lampu kamar yang menyala, saya mulai menyadari tidak panjangnya jalan pikir saya, saat menjadikan buku jadi alat kipas. Jika dingat-ingat, inilah yang saya lakukan saat masih duduk di bangku SMA dulu. Saya jadi teringat saat menemani teman Mama saya untuk membagikan buku secara gratis kepada anak-anak yang kurang beruntung. Mereka mengekspresikan perasaan gembiranya dengan melompat-lompat dan berulang kali mengucapkan terima kasih. Dan, yang saya lakukan adalah menjadikan benda sumber ilmu ini menjadi benda penghasil angin.

| Dewa yang Tidak Pantas |

Saat sedang menikmati mimpi yang indah di siang hari, saya terbangun karena mendengar cucu tetangga yang berteriak ke papanya, “kok gak dibawa?! Goblok banget sih!”. Setelah menguping cukup lama, ternyata sang ayah lupa membawa charger tab si anak. Setelah mengetahui alasan teriakan si anak, saya langsung melanjutkan tidur siang yang sempat terganggu, dengan mengucapkan kata-kata terakhir, “gak sopan banget tu anak”. 

Sekitar 30 menit kemudian, saya terbangun dan langsung teringat kejadian tadi. Saat sedang berjalan menuju ke kamar mandi untuk membuang air kecil, saya berpikir, sepertinya itulah yang sering saya lakukan ke orangtua, bersikap kurang ajar kepada mereka. Saya seperti dewa tanpa dosa yang berperilaku sopan di depan orang lain, tapi seperti pribadi yang lupa bersikap pantas di depan orangtua.

| Pamer |

Di tengah malam hari yang sepi, saya menonton di YouTube konser Coldplay di Paris. Dengan lagunya “Fix You”, Coldplay berhasil menyihir semua penonton yang hadir. Ada ikut bernyanyi, ada yang mencium pasangannya, bahkan ada yang menangis. Tapi, kegiatan yang dilakukan mayoritas orang yang hadir adalah merekam momen tersebut. Saya pun langsung ngedumel, “kok malah merekam sih?! Nikmatin aja”. Selang beberapa detik saya langsung tersenyum kecil, karena saya meyadari, itulah yang saya lakukan di DisneyLand Hong Kong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun