Mohon tunggu...
Baetty NurArifiati
Baetty NurArifiati Mohon Tunggu... Mahasiswi UNISSULA

Nama: Baetty Nur Arifiati Tempat/Tangghal Lahir : Brebes, 01 November 1999 Alamat Kota : Jl. Bima Utarara, Ds. Kaligangsa Kulon, Kec. Brebes, Kab. Brebes Pekerjaan : Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kurangnya Budaya Literasi Membaca di Kehidupan Sehari-hari

18 Juli 2021   10:44 Diperbarui: 18 Juli 2021   11:37 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Literasi itu sangatlah penting bagi semua orang, dengan memberikan membaca buku kita tidak bisa menulis, membaca dan menulis, kebayakan membaca dengan menggunakan gawainya masing-masing, sehingga budidaya literasi dalam membaca tersebut sangatlah kurang sekali, dan pada zaman sekarang budaya literasi pun sangatlah kurang, dengan membaca dengan menggunakan gawai kita semua mudah untuk membacanya, akan tetapi dengan membaca menggunakan gawai itu sangatlah tidak cukup, pada era zaman sekarang dengan zaman dahulu itu sangatlah berbeda, pada zaman dahulu itu budaya literasi dalam buku sangatlah kuat sekali sehingga menambahkan wawasan yang sangat luas sekali, buku adalah jembatan ilmu untuk kita semua, dengan membaca buku tersebut mendapatkan ilmu sebanyak mungkin.

Rendahnya budaya literasi pada masyarakat itu memprihatinkan, oleh karena itu masyarakat tidak aka nada ngeara komperatif di dunia, sehingga budaya literasi pada saat ini sangatlah rendah dan literasi pun sangatlah tinggi sekali bagi semua masyarakat, karena setidaknya ada enam dampak rendahnya budaya literasi pada masyarakat yaitu : (1) tingginya angka putus sekolah, karena tanpa budaya literasi kita semua tidak akan bisa membaca dengan baik dan benar, dan pendidikan pun menjadi lemah, (2) merebaknya dan lemahnya dalam budaya literasi pada masyarakat tersebut, menjadi sebab setidaknya untuk berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sehingga mempersulit menjadikan masyarakat untuk sadar dalam membudaya litersi membaca, (3) meluasnya kemiskinan. Karena budaya literasi itu menjadi sebab rendahnya kompetensi dan lemahnya akses ekonomi, kemiskinan akan terus menerus merongrong dan kian sulit dipecahkan,(4) meningginya angka kriminalitas, tidaknya criminal atas kejahatan ini menjadikan konsuensi pada anggka pendidikan yang sangatlah rendah dan maraknya kejahatan itu tidak berujung, dan kemiskinan yang tidak berujung. Sehingga norma dan nilai dalam kehidupan pun sangatlah diabaikan,(5) rendahnya produtifitas kerja. Rendahnya literasi itu sangatlah penting bagi kita semua,pada zaman sekarang banyak sekali berita hoax yang beredar, dengan tidak membudidayakan literasi, kita semua tentunya kemakan dengan berita hoax, kurangnya literasi dalam membaca berita tersebut, (6) rentannya sikap bijak dalam menyikapi informasi. Akibat berita hoaks dan budaya literasi pun sangat lah penting untuk kita semua, dengan menyikapi informasi tersebut dengan benar atau tidaknya, itu perlu di selidiki  terlebih dahulu.

Membaca adalah sebagai patokan untuk memberikan ilmu pengetahuan bagi semua orang khususnya di sekolahan, banyak sekali sekolah yang tidak menerapkan untuk membaca, dan ada beberapa sekolah juga sudah menerapkan untuk membaca sebelum jam pelajaran di mulai, akan tetapi tingkat literasi kita juga hanya berada pada tingkat rangking 64 dari 65 negara yang disurvei. Satu fakta lagi yang miris tingkat membca sisawa Indonesia hanya menempat urutan 57 dari 65 negara (Republika,12 September 2015), sekolah sudah menyiapkan perpustakaan akan tetepi siswa tidak lah mengujungi perpustakaan tersebut, dengan meminjam buku atau membaca buku di dalam perpustakaan, di masyarakat pun juga suadah ada perpustakaan umum, tidak dapat mengunjungi dan memanfaatkan fasilitas yang sudah di sediakan oleh pemerintah tersebut. dengan memiliki fasilitas perpustakaan umum di daerahnya masing-masing, akan tetapi masyarakat pun tidak dapat mengunjungi pusat perpustakaan tersebut, dengan adanya gawai mereka juga mudah membacanya di dalam gawai tersebut, dan masing banyak lagi tentang kurangnya literasi dalam membaca buku di kehidupan sehari-hari. Kurangnya minat membaca yang dimiliki oleh siswa dan juga masyarakat di Indonesia dengan akhirnya akan mempengaruhi mereka dalam berpikir kritis. Seperti yang telah kita ketahui bahwa minat membaca tersebut menjadikan sebuah literasi yang paling utama bagi semua siswa dan masyarakat sekitarnya.

Sering terjadi pada setiap siswa dan masyarkat yang kurang lebihnya untuk membaca dan membudidayakan literasi tersebut. isi kajian ini pun terkait dengan kurangnya minat baca atau literasi yang sudah terjadi dalam sistem pendidikan di Indonesia, kita harus mempengaruhi masyarakat dan siswa untuk melakukan literasi atau minat baca yang sudah di tersedia oleh pemerintah, dan pergunakan perpustakaan untuk mencari sumber yang ada dalam buku pelajaran tersebut, untuk memberikan sebuah berita tentunya kita harus membaca terlebih dahulu dan janganlah memudahkan kita untuk menjerumus ke berita yang semestinya hoaxs atau berita pembohong, amati terlebih dahulu apa isi dalam berita tersebut benar terjadi atau tidak ada terjadinya, itulah gunanya membaca kita semua lebih tau dan lebih mengerti mana yang semestinya di sebar luaskan dan mana yang tidak di sebar luaskan.

(dikutip di salah satu artikel gpmb.perpunas.go.id), ada beberapa macam informasi untuk memberikan semangat dalam baca atau literasi ada enam informasi yang harus di ketahui untuk memulai minat membaca atau budaya literasi, (1) bangunlah motivasi minat membaca dengan menggunakan cara tersebut dapat menjadikan sebuah motivasi supaya siswa dan masyarakat sekitar untuk mau membaca dan membangun literasi membaca tersebut,(2) mulailah membaca sesuatu yang kita sukai. Dengan membaca hal-hal yang kita sukai dan kita semua minat untuk membaca di dalam buku tersebut seperti cerpen, novel, dan lain sebagainya, (3) menyisihkan waktu yang tepat dan nyaman untuk membaca. Kita semua mesti sibuk dengan kegiatan masing- masing tentunya dalam hal membaca atau budaya literasinya sangat lah kurang, sehingga kalau ada waktu yang cukup senggang mempergunakanlah untuk membaca buku seperti baca majalah, baca koran, cerpen dan novel, (4) menumbuhkan rasa ingin tahu. Dengan menggunakan rasa ingin tahu tentang artikel tersbut maka buatlah artikel yang semenarik mungkin, agar pembaca bisa mengetahui bagaimana cara mencari artikel, cerpen dan novel tersebut yang sangat menarik, (5) minat seseorang merekomendasikan buku. Masyarakat yang sudah membaca novel, cerpen maupun membaca lainnya, kita semua harus memberitahukan mana yang harus di baca yang lebih menarik dan mudah di pahami oleh pembaca, (6) membaca dengan seperlunya saja. Membaca berlebih-lebihkan itu tentu saja boleh, akan tetapi minat dalam membaca tersebut itu seperlunya saja, misalnya kita membaca buku novel, ambilah seperlunya saja. Supaya dapat tidak terjadinya lagi dalam  kekurangnya membaca dan budaya literasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun