Mohon tunggu...
P.Herman Baeha
P.Herman Baeha Mohon Tunggu... -

Pemerhati hidup keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tahun Baru Bukan soal Merayakan

1 Januari 2015   18:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tepat tanggal 1 Januari 2015. Kalau tidak ada hari, tanggal, bulan, tahun dan waktu atau jam dari mana kita tahu bahwa hari ini adalah tanggal 1 Januari 2015. Berarti yang membuat penanggalan itu, katanya sih orang romawi dulu, jenius banget. Memang awalnya sekedar untuk kebutuhan di lingkungannya namun kemudian menyebar. Akhirnya dunia memiliki pedoman waktu yang “barangkali” tidak akan pernah berubah lagi. Ada tujuh hari dalam seminggu, ada 12 jam sehari dan 12 jam semalam.

Tapi sebenarnya tidak kalah jenius dengan kakek-nenek ku yang tidak pernah sekolah. Sewaktu kecil masih tinggal dan hidup dipedalaman, walau sudah merdeka, kakek-nenek ku memiliki pedoman waktu yang tidak kalah hebatnya, yaitu matahari. Tak ada jam dan tak ada kalender  yang terpampang di dinding  namun yang dipedomani adalah perjalanan matahari yang muncul dan tenggelam menerangi bumi. Muncul di ufuk timur tandanya pagi, tegak lurus berarti tengah hari dan jatuh di ufuk barat berarti malam.

Waktu, yang jelas dan tepat telah dibuat oleh manusia untuk dirinya sendiri. Bahkan kadang telah menjadi pedoman manusia yang tanpanya manusia hidup tanpa catatan. Ketika manusia dapat berkarya mengisi waktu, hanya itulah yang menandakan bahwa benar ia hadir di jagad ini. Waktu telah tersedia ibarat telah membuka diri. Dan masuklah wahai manusia untuk berkarya.

Tadi malam sekitar jam 21.30 saya melewati jalan tol. Masuk dari Tangerang menuju ke Jakarta. Tetapi belok ke kiri ke Puri dan masuk ke pintu tol Meruya. Terus menuju ke TB Simatupang dan akhirnya keluar pintu tol Bintara karena tujuan saya adalah ke rumah saudara dekat kantor walikota Jakarta Timur. Pada jam itu jalan tol yang saya lalui benar-benar lancar tidak seperti hari-hari biasa. Begitu juga ketika pulang sekitar jam tiga subuh benar-benar lancarnya bukan main. Pergantian tahun tidak ada yang istimewa, hanya ditandai dengan lontaran kembang api yang terlihat sekejap memancarkan cahaya di langit Jakarta.

Dalam perjalanan pulang-pergi itu dengan sekali-sekali melihat kembang api itu, tiba-tiba pikiran dan hati saya berkata, itulah gambaran hidup manusia. Hanya sejenak terlihat, bersinar bahkan sinarnya dapat memencar sekelilingnya, tapi akhirnya redup dan mati tak berbekas. Apa yang tertinggal? Tinggal selongsong yang kosong tak berguna dan menjadi sampah terbuang.

Benar hanya sebentar dan sekejap sinar itu terlihat. Namun telah memberi kekaguman sesaat, keindahan pada langit, bunyi yang membahana. Berarti betapa hidup menjadi lebih sia-sia jika tak pernah sinar itu ada dan bercahaya. Waktu terbuka selama 365 hari ke depan. Setengahnya adalah siang dan setengahnya adalah malam. Kita bisa menjadi kembang api baik di siang lebih-lebih di malam hari, baik ketika berada di rumah pun di luar rumah.

Selamat memasuki tahun 2015.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun