Mohon tunggu...
ayub badrin
ayub badrin Mohon Tunggu... Penulis - Ayub Badrin seorang jurnalis

Selain menggeluti dunia Teater saya juga aktif di media masa lokal.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kalah Menang Pilihan Kita

21 Mei 2019   23:44 Diperbarui: 22 Mei 2019   00:06 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jadi kawan,  apa yang harus kita rebut?  Siapa pun presidennya sama saja.  Yang pasti kita tidak akan dibenarkan hidup dengan mau enak sendiri.

Sebab kita sama sama memiliki bangsa ini. Kita bersuku suku bangsa,  berbeda beda keyakinan. Percayalah kita tak mungkin hidup dengan cara cara lama.  Hidup kita harus berubah. Tak boleh sembarangan,  tak boleh bar bar.  Bumi ini semakin lama semakin sempit. Kemungkaran harus dihabisi,  kebenaran harus menang. Kalau kita sabar,  Allah akan menolong kita.  Dia pasti akan membersihkan  mata kita untuk mampu melihat mana yang benar dan mana salah.

Dunia ini kelak akan menjadi milik bersama. Semua orang merasa punya hak untuk hidup di bumi ini.  Itu makanya Allah melarang kita untuk memaksa orang lain mengikuti keyakinan kita.  Allahlah yang akan memberikan  hidayah.  Jangan merasa kalau sudah setiap hari memakai gamis,  kebenaran sudah pasti miliknya?  Belum tentu kawan.  Perang itu melawan musuh.  Musuh ditetapkan oleh pemerintah yang syah.  Jika pemerintah zolim,  tunggulah sampai Allah mengirimkan seseorang kebenaran yang akan menumpas mereka.  Percayalah kezoliman akan kalah.  Siapa yang kalah itu pastilah kezoliman. Kezoliman adalah mereka yang melawan Allah.  Mereka tidak akan bisa menang melawan Allah. Bagaimanapun usaha yang mereka buat.

Jadi kawan percayakan saja semua pada pemerintah yang syah.  Sebab dia dipilih dengan cara cara yang sudah kita sepakati bersama. Ada petugas petugas,  ada saksi saksi,  ada lembaga lembaga yang mengawasi, ada ulama ulama baik yang pro maupun yang kontra. Ulama bukan cuma dari sebelah pihak saja.  Banyak ulama dari berbagai pihak. Mereka juga berdoa kepada Allah,  agar yang tidak baik dikalahkan. Dan mungkin,  doa merekalah yang terkabul.

Jadi kawan,  sudahlah.  Berhentilah. Berjuanglah kita bersama sama membangun bangsa.  Pemilihan bukan menghasilkan kalah dan menang.  Pemilihan hanya proses mencari presiden dengan cara suara terbanyak.  Jika suara Jokowi terbanyak bukan berarti Prabowo tidak kredible,  bukan berarti dia tidak pantas untuk jadi presiden. Mungkin lebih pantas.  Tapi ini bukan soal pantas tidak pantas, ini hanya soal pilihan.  Yang semula harus berbeda untuk mendapatkannya,  tetapi kemudian tentu saja menjadi pilihan kita bersama.

Kecurangan itu mungkin saja terjadi.  Tetapi percayalah,  kecurangan itu pasti dilakukan oleh kedua belah pihak. Karena keduanya pasti ingin menang.  Tetapi pengawasan juga dilakukan dengan sangat ketat,  sehingga kucurangan itu bisa terbongkar cepat.  Lalu dilakukan pengulangan,  perbaikan, pengaduan dan sebagainya.

Tentu sajalah tulisan saya ini bukan untuk membodoh bodohi tuan agar tuan tidak berdemo,  atau tuan merasa saya larang untuk berbeda.

Tulisan ini hanya untuk penyadaran bersama tentang apa itu politik.  Bagaimana seharusnya berpolitik.  Bagaimana juga beragama, bagaimana juga bernegara.  Sebagai anak bangsa kita harus patuh pada hukum.  Kalau tidak,  maka kita seperti masyarakat yang sulit diatur.  Dan ini menurut saya sangat memalukan.

Oleh karenanya mari kita berfikir jernih.  Bahwa sebenarnya tidak ada masalah di negeri ini.  Jika pun kemudian bermasalah,  itu karena kenyinyiran kita di medsos yang cuitan kita itu bisa mempropokasi masyarakat yang cara berpolitiknya belum dewasa.  Akhirnya saya menganjurkan damailah.  Sadarlah bahwa kita bersaudara,  siapapun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun