Mohon tunggu...
ayub badrin
ayub badrin Mohon Tunggu... Penulis - Ayub Badrin seorang jurnalis

Selain menggeluti dunia Teater saya juga aktif di media masa lokal.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kampoeng Batik di Kota Semarang, Wisata Belajar Mbatik yang Unik

6 Desember 2018   11:05 Diperbarui: 12 Desember 2018   05:28 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membeli kain batik buat oleh-oleh saat mengunjungi tempat wisata sudah terlalu biasa. Tetapi di Semarang Jawa Tengah berbeda. Bagaimana sensasi berbelanja kain atau baju batik sambil belajar membatik sekaligus melihat kampungnya.

Namanya Kampoeng Jadoel atau Kampoeng Batik. Kampung ini terletak tak jauh dari Kota Lama dan Pasar Johar. Tepatnya di Kelurahan Rejo Mulyo RT02.  Di antara keduanya terdapat Bundaran Bubakan, di sini terdapat jalan masuk dengan gapura besar bertuliskan "Kampung Batik Semarang".

Kampoeng ini memang unik. Hanya satu RT. Dipimpin seorang RT bernama, Dwi Christianto. Kata Dwi Kampoeng Batik hanya dihuni 24 Warga, dan dari 24 warga ini, hanya 12 rumah yang aktif memproduksi batik.

Tim Persatuan Wartawan Pemko Medan berkesempatan mengunjungi Kampoeng Batik yang nyeni dan unik ini, Rabu (28/11).

Sebelum masuk kampung ini di depannya dibatasi dengan stand stand yang menjual produk batik mereka. Pelancong boleh membelinya di situ. Tentunya setelah belajar membatik diselembar kain putih yang telah disiapkan dengan merogoh kocek Rp30 ribu. Selesai membatik, hasilnya boleh dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

Menurut Dwi Christianto, Kampoeng Batik terinsvirasi saat, walikota semarang sebelumnya membuat acara membatik bersama di kampung tersebut.

"Sejak itu, kampung ini dinobatkan menjadi kampoeng batik. Namun tidak bertahan lama. Kampung ini kembali sepi. Tetapi sejak tahun 2016, kampoeng batik menjadi viral setelah dilukis oleh seorang seniman lukis, bernama Luwianto," jelas Dwi.

Bahkan lukisan yang menceritakan sejarah terbentuknya kampoeng batik yang dilukis di salah satu dinding gang itu saat ini menjadi sangat viral di medsos. "Sekarang malah sudah diketahui manca negara," tambahnya.

Sementara itu, Luwianto menambahkan, ide menghidupkan kembali Kampoeng Batik ini lantaran lukisan dindingnya viral di Medsos. Sejak itu dirinya mulai menyadarkan kembali beberapa warga untuk kembali menghidupkan Kampoeng Batik walau tanpa bantuan pemerintah.

"Sejak itu perlahan-lahan kampung kami ini mulai kembali didatangi pelancong. Perekonomian masyarakat pun mulai membaik, seiring kedatangan mereka yang datang untuk belajar membatik maupun belanja," sambung pria asal Jogyakarta ini.

Salah satu rumah yang sempat dikunjungi Tim Persatuan Wartawan Pemko Medan, menunjukkan seorang wanita tengah membuat skets batik persis di depan rumahnya. Wanita paruh baya itu menyapa ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun