Mohon tunggu...
Badiul Latifah
Badiul Latifah Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

kuliner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usaha Keripik Salak Lereng Semeru, Bantu Pulihkan Ekonomi Warga!

13 Desember 2022   09:15 Diperbarui: 13 Desember 2022   09:37 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://aci-agro.id/

Lumajang, Jawa Timur - Kabupaten Lumajang menjadi salah satu kota kecil yang menyimpan banyak rahasia. Lumajang disebut-sebut sebagai salah satu surganya Jawa Timur. Dimana banyak sekali destinasi wisata yang tersebar di  kaki Gunung Semeru. Sebagian destinasi wisata menjadi lahan penghasilan dari warga sekitar. Tak hanya itu, Lumajang juga terkenal akan penghasil buah salak pondoh yang berkualitas. Di beberapa desa di kaki gunung Semeru paling banyak lahan warga merupakan tanaman buah salak. Buah satu ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya perekonomian warga pada saat itu.

Namun, pasca erupsi Semeru pada akhir tahun 2021 lalu. Yang mengakibatkan rumah warga dan infrastruktur rusak, dan lumpuhnya perekonomian warga. Khususnya warga pronojiwo sebagai penghasil salak terbesar. Dikarenakan harga salak yang anjlok hingga mencapai 2 ribu rupiah perkilo. Keadaan satu ini justru membuat masyarakat mengalami kerugian yang cukup besar. Banyak buah salak yang dapat dipanen pun tidak dapat menaikan perekonomian warga khususnya desa Supiturang. Kerugian yang besar cukup membuat warga banyak yang mengeluh pada pemerintah daerah. Hal ini terjadi karena jalur pasar terdekat untuk ke arah Lumajang, Banyuwangi, Jember, hingga Bali terputus. Sehingga menyebabkan proses pengiriman akan buah salak terhambat dan buah salaknya terbengkalai. Jika menggunakan alternatif jalur tentu membutuhkan waktu yang lama. Para petani akan rugi waktu dan ongkos karena semakin mahal. Menurut petani pun, bukan hanya jarak tempuh yang menjadi permasalah yaitu Semeru yang masih menyemburkan abu vulkanik tersebut membuat salak pondoh pronojiwo terkena abu Vulkanik. Sehingga penampilan salak tidak menarik dan tidak terlihat segar. Jika dibersihkan dengan air pun, akan menyebabkan salak mudah busuk dalam waktu 3 hingga 4 hari kemudian. Karena dalam keadaan normal buah salak dapat bertahan hingga satu minggu lamanya.

Oleh, karena itu petani salak tercetuslah untuk mengolah buah salak menjadi keripik. Warga desa Supiturang melakukan pemanfaatan akan berlimpahnya buah salak. Dan mengolahnya menjadi produk makanan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Dengan begitu masyarakat desa tersebut diharapkan dapat meningkatkan tarif pendapatannya. Dan mengangkat ekonomi para petani dan warga yang terkena dampak akibat erupsi Semeru.

Buah salak yang menjadi komoditas di Lumajang ini memiliki nama latin Salacca Zalacca. Sedangkan dalam bahasa inggris disebut sebagai snake fruit. Penyebutan snake ini dikarenakan kulit buah salak yang mirip dengan sisik ular. Di desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo ini memiliki banyak sekali jenis buah salak. Diantara jenis buah salak yang ada, buah salak yang paling terkenal adalah Salak Pondoh dan Salak Gula Pasir. Kedua jenis salak tersebut sangat cocok untuk olahan keripik salak.

Di desa Supiturang sendiri sudah ada usaha kecil untuk pembuatan keripik salak. Namun, masih menggunakan alat-alat sederhana. Petani dan masyarakat desa berusaha membuat keripik salak yang mereka produksi menjadi olah-olah khas dari Pronojiwo. Diharapkan pula beberapa industri rumahan keripik salak ini menjadi industri yang lebih besar.

Beberapa waktu lalu terdapat pendampingan dari sejumlah dosen Universitas Brawijaya pada masyarakat Desa Supiturang. Kegiatan ini dilakukan oleh PKMS yaitu Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Strategis yang berasal dari Fakultas FEB. Kegiatan tim ini ditujukan untuk memulihkan perekonomian warga dan petani salak dalam berwirausaha dan memanfaatkan pertanian buah salak. Tim akan bergerak dan membantu meningkatkan potensi usaha keripik salak dan memperluas jangkaun pasar dari produk tersebut. Sehingga keripik salak nantinya dapat dikenal, menjadi oleh-oleh yang khas dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah salak yang dijual sebagai konsumsi biasa.

Tak hanya memberi dampingan dan arahan, Tim PKMS ini juga memberikan alat khusus untuk pembuatan keripik salak. Diharapkan pemberian alat cacum frying ini dapat mendukung pembuatan kripik salak menjadi lebih lebih higienis, cepat, dan menghasilkan lebih banyak keripik. Saat dilakukannya pemberian alat, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Strategis ini  memiliki harapan yang tinggi. Agar masyarakat dapat berani mencoba menghasilkan produk keripik salak yang lebih unggul dan dalam jumlah besar. Dalam program pengabdian Tim PKMS ini dibantu oleh BUMDES untuk melakukan pengawasan aktivitas masyarakat dan para petani dalam berwirausaha keripik salak. Selaku manajer BMH Malang, Lukman Khaqim menyampaikan dimana harapan program ini dapat menjadi penggerakan warga dan petani setempat untuk mendapatkan pendapatan yang lebih dan meningkatkan perekonomian yang desa Supiturang. Serta berkomitmen dengan masyarakat untuk bekerjasama dalam memajukan usaha keripik salak.

Kini masyarakat beserta petani salak, mulai bangkit untuk merealisasikan usaha keripik salak yang ada di desa Supiturang menjadi oleh-oleh khas Lumajang. Ini terlihat di beberapa toko di wilayah Lumajang dan toko di marketplace telah beredar produk-produk milik desa, salah satunya ada Keripik Salak Semeru. Untuk bersaing dengan produk-produk unggulan keripik lainnya. Para petani berusaha untuk memperkenalkan produk desa mereka dengan mengikuti event seperti UMKM yang ada di kota Lumajang beberapa waktu lalu. Diharapkan produk keripik salak yang dibuat oleh warga desa ini dapat dikenal dan dipasarkan ke kota-kota lain bahkan ke penjuru negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun