Mohon tunggu...
Babeh Helmi
Babeh Helmi Mohon Tunggu... profesional -

Babehnya Saras n Faiz . Twitter : @Babeh_Helmi . . @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(2) Ketakutan lagi di Malam 1 Suro

17 Desember 2009   13:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:54 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita sebelumnya (1) Ketakutan di Malam 1 Suro

Saya masih meringkuk terdiam. Sementara itu saya kuatkan daya pendengaran. Saya mencoba menangkap apa yang terjadi di lobby. Saya juga tak mau membayangkan kalau itu hantu, yang hanya terdengar suara sepatunya saja tanpa terlihat sosok di sana. Saya tidak mau mengarahkan pikiran saya ke sana. Ahhhh... Saya tidak mau terlena dalam suasana menegangkan ini. Saya mencoba berpikir positif. Saya mencoba membayangkan kalau memang tadi ada orang yang keluar dari lift. Benar-benar orang, bukan hantu.   Karena itulah, saya mencoba melepaskan ketegangan saya.

Saya menengok perlahan ke depan. Ke arah lift yang diam. Sepi. Hawa AC makin menusuk dingin. Saya mencoba bergerak bangun dari kursi. Mematikan rokok. Dan bergerak ke luar Smoking Room.  Perlahan saya munculkan kepala keluar dari pintu Smoking Room. Melihat ke kanan. Sepi.  Melihat ke kiri juga sepi. Namun, di meja security tampak sesosok orang duduk tertunduk. Dia menggunakan baju security.

Aneh, kenapa tertunduk?

Saya beranikan untuk menegurnya. "Oi", tegurku.  Dia tetap menunduk.

Sengaja saya tegur seperti itu, karena saya tidak begitu kenal siapa seharusnya yang bertugas malam ini. Terlalu banyak security yang ada, dan juga terlalu sering mereka berganti-ganti, sehingga kami selaku karyawan dalam satu perusahaan kadang tidak sempat mengenal lebih dalam siapa saja securitynya.  Dan malam ini saya pikir, security ini adalah pekerja baru, sehingga saya hanya menegurnya seperti itu.

"Oi, Mas," tegurku kembali.  Tapi kini dia menampakkan wajahnya. Hah. Aku tidak mau berpikir seram lagi. Aku tidak mau membayangkan kalau orang yang duduk di situ akan menampakkan wajah seramnya. Saya tidak mau terus menerus diteror oleh pikiranku sendiri dengan cerita seram, karena memang malam ini bertepatan dengan Malam 1 Suro. Malam angker, kata orang-orang.

Untungnya security itu tidak menampakkan wajah seramnya. Hehehe. Saya hanya tersenyum kecut. Lega karena mendapati kalau yang duduk di situ adalah benar-benar manusia, bukan jadi-jadian.  Dia tersenyum kecut pula. Tapi dia tetap diam.  Saya sepertinya merasakan hal yang tidak enak telah terjadi padanya, karena saya melihat wajahnya yang pucat.

Security ini kulitnya berwarna coklat, sehingga terlihat jelas bedanya dengan perbedaan yang mencolok di wajahnya yang pucat. Saya jadi curiga. Saya memberanikan diri kembali untuk menegurnya.

"Kenapa, Mas, kok aneh gitu tampangnya?"

"Enggak. Ngga apa-apa kok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun