Mohon tunggu...
Baban Sarbana
Baban Sarbana Mohon Tunggu... Freelancer - Social Entrepreneur

Penulis Buku "Tapak Tilas Jejak Obama", Serial Cerita Bernilai, dan Penggagas www.YatimOnline.com. www.kampungzimba.com. Personal Website: www.babansarbana.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cinta Tak Melihat Warna Kulit, Cinta Melihat Karakter

20 September 2010   13:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:06 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namanya Mercer Island, sebuah pulau di dekat Seattle. Indah sekali. Menempuh perjalan ke Mercer Island; harus melalui jembatan yang melintasi laut... mirip-mirip jembatan Suramadu, tapi disini baut-bautnya masih lengkap. Perjalanan yang menyenangkan mata dan hati. Setelah makan siang yang menyenangkan dan mengeyangkan, kami menuju Mercer Island Community Center; sebuah pengelola komunitas yang bangunanannya dibiayai oleh pajak warga; dan aktivitasnya membantu pengembangan karakter warga di pulau tersebut. Amaze juga; pajak warga bisa berwujud gedung yang lumayan bagus dan tentu saja memiliki pemandangan indah, dengan latar belakang laut biru, langit bersih dan hijaunya pepohonan disana. Turun dari mobil; seperti biasa, tak langsung menuju ke dalam gedung; tapi mencari angle yang tepat untuk foto-foto terlebih dahulu. Masuk ke dalam gedung; sudah menanti di sebuah ruangan; seorang wanita berumur hampir 70-an, (saya langsung kebayang Susan Boyle, penyanyi finalis British Got Talent). Namanya Susan Blake, yang menjadi sasaran wawancara media, karena pernah bertemu dengan Ann Dunham, ketika membawa baby Obama. Dan Susan Blake pernah mengganti diaper-nya Obama. Susan Blake sedang duduk membereskan beberapa berkas; salah satunya adalah buku tahunan "Isla 60". "Isla 60" adalah buku tahunan SMA-nya Stanley Ann Dunham, yang pernah bersekolah di Eckstein Middle School, Mercer Island. Kami melakukan wawancara, duduk berhadapan, seperti siswa bermasalah yang sedang menanti hukuman. Duduk berbaris, menghadap Susan Blake. Pembicaraan dilanjutkan dengan obrolan santai. Berikut saya sarikan obrolannya: Q: Bagaimana kesan ketika pertama kali bertemu...? A: Sangat menarik. Seorang gadis berambut cokelat yang kelihatan cerdas dari sorot matanya. Dia memperkenalkan diri sebagai anak tunggal dari sebuah keluarga bahagia. Dan unik sekali ketika dia memperkenalkan namanya. "Saya Stanley, Stanley Ann Dunham". Saya kaget juga ada seorang perempuan bernama Stanley, karena itu untuk nama laki-laki. Dia mengatakan bahwa dia bernama Stanley, karena orangtuanya berharap mendapatkan anak laki-laki. Dia mengubah namanya menjadi Ann ketika pergi ke Hawaii. Gadis luar biasa dengan pemikiran luar biasa. Q: Kapan terakhir bertemu dengan Ann Dunham? A: Saya terakhir bertemu dengan Ann Dunham tahun 1961, ketika Stanley datang untuk melakukan sebuah kunjungan singkat. Stanley membawa anaknya yang masih kecil. Baby Obama. Saya bertemu dengan anaknya dan saya sempat mengganti diaper-nya. Saya bangga dengan itu. Saya pernah mengganti diaper presiden masa depan. Q: Apa yang Anda pikirkan ketika pertama kali melihat bayi mungil berkulit hitam dan digendong oleh teman Anda yang berkulit putih? A: Setiap orang yang melihat bayi, tak pernah membayangkan, ketika besar dia akan menjadi apa. Mungkin jadi penemu obat penyembuh kanker, pengusaha sukses atau malah jadi pembunuh berantai. Saya melihat bayi Obama, dan berharap agar dia menjadi anak yang kuat dan sehat serta pintar seperti ibunya. Tak pernah membayangkan bahwa bayi di gendongan saya, suatu saat akan menjadi presiden saya. Tapi, saya berharap dia menjadi solusi bagi masa depannya dan masa depan negara ini. Q: Bagaimana Anda melihat teman Anda yang masih muda, sudah menjadi Ibu...? A: Saya terkejut. Dia masih sangat muda. Kami baru saja menyelesaikan tahun pertama kuliah. Dia sudah menjadi ibu dan dunia motherhood bukanlah dunia yang mudah. Saya pikir dia mengambil keputusan yang berani. Saya saja tak siap untuk menjadi ibu. Tapi, dari keteguhan hatinya, saya yakin, dia mengambil keputusan yang tepat. Keteguhan hatinya akan sebuah keputusan terlihat dari bagaimana dia mencintai bayi Obama, anak satu-satunya... Q: Apakah Anda terkejut ketika mendapatkan kabar bahwa Stanley Ann Dunham menikah dengan Barrack Obama Sr. seorang pria Afrika asal Kenya.. A: Itu lebih mengejutkan lagi. Saya tak pernah bertemu Barrack. Tapi, dia mengatakan bahwa dia sangat jatuh cinta kepadanya, saya bisa melihatnya dari cara dia menceritakan tentang suaminya. Saya tahu, saat itu tak mudah untuk melangsungkan pernikahan antar ras; apalagi antara kulit putih dengan kulit hitam. Tapi keluarganya sangat mendukung, jadi Stanley Ann Dunham mengambil keputusan berani yang mengubah arah hidupnya, dan tentu saja arah hidup anaknya kelak. Q: Bagaimana Anda melihat hubungan antara Stanley Ann Dunham dengan Barrack Obama Sr? A: Love doesn't see color, love sees charater.. Cinta tak melihat warna kulit kita. Cinta melihat karakter kita. Itu yang saya lihat dari hubungan mereka. Barrack Sr adalah orang yang cerdas; persisten dengan keinginan untuk melakukan perubahan di negaranya. Tidak mudah bagi seorang pria Afrika yang bisa meneruskan studi di Harvard. Yang saya tahu, Obama Sr memiliki ambisi untuk mengubah negaranya menjadi lebih baik dan lebih independen. Semangat perubahan itu yang menjadi titik temu antara keduanya. Q: Berarti, keyakinan untuk melakukan perubahan itu diwarisi Obama dari kedua orang tuanya? A: Ya.. hubungan mereka, bayi Obama, seperti memberikan pemikiran yang aneh kepada kami. Tapi, saya mengenal Stanley sebagai gadis yang tidak cerdas, kritis dan tentu saja selalu berada di baris depan untuk bertindak dalam melakukan perubahan. Dia bertindak, tidak hanya berpikir. Stanley dan Barrack Sr adalah bagian dari perubahan; dan itu diwariskan kepada anak tunggal mereka yang kemudian menjadi presiden. Q: Anda melihat Stanley Ann Dunham sebagai agen perubahan? A: Saya yakin Obama akan menjadi agen perubahan di dunia. Kedua orang tuanya adalah bagian dari perubahan. Mereka agen dari perubahan. Stanley, dengan segala aktivitasnya sebagai antrophologis, kegiatannya mengunjungi beberapa negara, pemikirannya yang mendunia, menjadi sekolah yang sesungguhnya bagi Obama untuk memiliki perspektif yang mendunia. Stanley mendidik Obama dengan baik. Cintanya yang membuat Obama tumbuh dengan karakter yang kuat seperti sekarang ini. Q: Apakah Anda kaget ketika Obama menjadi presiden? A: Saya tidak kaget. Saya mengikuti karier politik Obama. Dia memiliki nama yang aneh, sehingga mudah untuk mengikuti jejaknya di media. Saya tak terkejut ketika dia menjadi presiden; karena itu bagian dari konsistennya berjuang di jalur perubahan. Tepat sekali spirit Change We Can. Karena 'Change' sudah mendarah daging dan menjadi bagian dari hidupnya. Keyakinan untuk melakukan perubahan itu adalah mimpi dari ayahnya, dan didikan langsung dari ibunya melalui kehidupan yang mereka jalani. Q: Anda bahagia ketika Obama dilantik 20 Januari 2009? A: Saya lebih dari bahagia, sekaligus sedih, karena ibunya tak sempat melihat anak kesayangannya memetik buah dari perjuangannya. Saya merasa seperti bibi baginya. Bibi yang bangga melihat anak temannya menjadi presiden di Amerika Serikat; membuat sejarah bagi hidupnya dan bagi dunia. Saya pikir ibunya tersenyum bangga dan bahagia di alam sana. Begitulah.. wawancara yang menyentuh hati, kami lakukan dengan Susan Blake yang hanya bersentuhan dengan Stanley Ann Dunham di masa SMA dan di awal kehidupan rumah tangganya. Pertemuan singkat yang memberikan perspektif kepada saya bahwa pendidikan karakter itu banyak diberikan oleh sekolah yang bernama kehidupan. Dan, warisan terbaik dari orang tua adalah pembangunan karakter yang menghasilkan sosok manusia yang menjadi solusi bagi dirinya dan bagi dunia. Satu hal lain.. wajar saja jika Obama begitu kuat dengan slogan Change: Yes We Can.. karena itu bukanlah sekedar kata-kata; tapi adalah akumulasi dari kehidupannya yang ingin Obama bagikan kepada seluruh dunia. Kata-katanya tak berhenti di pikiran, tapi sudah dibuktikan dengan tindakan dan akan dibuktikan dengan tindakan. Terima kasih Susan Blake atas obrolannya yang menyenangkan. Kami melanjukan obolan dengan Chip Wall, teman SMA Stanley Ann Dunham yang lainnya. Dia sedang menunggu di luar, di tengah hamparan rumput gedung Mercer Island Community Center. Salam dari Mercer Island www.twitter.com/babansarbana www.facebook.com/babansarbanafull

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun