Mohon tunggu...
Mahdiya Az Zahra
Mahdiya Az Zahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - lifetime learner

Mompreneur yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prasangka

23 Februari 2018   21:23 Diperbarui: 9 Oktober 2018   00:17 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://fenorevanisya.blogspot.co.id/2016/01/percikan-prasangka-buruk-manusia.html

Ya, aku tak bisa lepas dari yang namanya Prasangka. Setiap melihat teman atau seseorang pasti muncul suatu prasangka, entah prasangka baik atau buruk.

Beberapa kali aku berprasangka buruk dan faktanya jauh berbeda dari yang aku sangka. Pernah satu kali aku berprasangka pada seseorang, prasangka ku itu aku simpan sendiri tanpa ada yang tau. Aku berprasangka, apa yang dilakukan orang itu. Orang itu seperti kehilangan semangat hidupnya, ia tak melakukan apa pun hanya menikmati hidup. Seperti orang yang kehilangan arah. Beberapa tahun berikutnya ternyata dia mendirikan suatu perusahaan besar, meski masih tahap awal tapi perencanaan dan konsepnya sangat matang. Aku langsung berasa ditampar. Ternyata yang aku sangka salah besar. Dia bukan berdiam diri, dia sedang mempersiapkan dan merencanakan segalanya. Hanya saja, kita tidak tau. 

Lalu aku juga berprasangka lagi pada seseorang yang sepertinya kehidupannya tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. Aku berprasangka, kenapa dia tidak begini, dan kenapa tidak begitu. Tak lama kemudian aku ketahui bahwa ia sedang menjalankan usaha selama beberapa bulan, dan aku tidak tau. Aku kembali ditampar. 

Lagi, aku berprasangka tentang seseorang, apa yang ia rencanakan, kenapa ia tidak memikirkan tentang ini dan itu. Lalu fakta berbicara, ia ternyata sudah merencanakan itu, hanya saja ia tak ingin semua orang tau. Berkali kali aku tidak memikirkan bahwa orang yang aku labeli prasangka sesungguhnya sedang merencanakan sesuatu. Hanya saja, sekali lagi kita tidak tau. 

Kita tidak tau apa yang orang inginkan, sukai, rencanakan, impikan. Kita juga tidak tau apa saja keahliannya, apa saja passion dan ambisinya, sehingga kita tidak bisa berprasangka atau bahkan menilai seseorang dari sudut pandang kita saja. Kita memikirkan bahwa yang baik atau yang ideal adalah seperti apa yang kita rencanakan atau pikirkan. Padahal boleh jadi apa yang sedang kita kerjakan ini juga di prasangka oleh orang lain karena tidak sesuai dengan idealisme mereka. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun