Jambi, 31 Agustus 2025 -- Minggu pertama Program Pro-IDE GADIS yang digagas BEM FKIK Universitas Jambi sukses digelar di Kelurahan Rawa Sari, Kecamatan Alam Barajo. Dengan tema "Edukasi Pencegahan Pernikahan Dini, Pengenalan Organ Reproduksi dan Kaitannya", kegiatan ini mengajak remaja RT 05 untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sekaligus mencegah pernikahan dini. Acara dikemas interaktif melalui diskusi, tanya jawab, hingga ice breaking yang membuat peserta lebih antusias dan mudah memahami materi.
Kelurahan Rawa Sari dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merupakan daerah bekas eks lokalisasi yang memiliki kerentanan sosial cukup tinggi. Banyak remaja putri di wilayah ini yang putus sekolah dan memiliki keterbatasan akses pendidikan, sehingga pemahaman mereka tentang kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Kondisi ini menjadikan mereka rentan terhadap pernikahan dini, kehamilan tidak diinginkan, serta risiko infeksi menular seksual. Oleh karena itu, Pro-IDE GADIS hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak untuk memberikan edukasi yang tepat dan membekali remaja dengan pengetahuan dasar agar mampu menjaga diri dan merencanakan masa depan yang lebih baik.
Puluhan remaja, baik yang masih bersekolah maupun yang sudah tidak sekolah lagi, mengikuti kegiatan dengan dukungan guru, orang tua, dan tokoh masyarakat setempat. Rangkaian acara diawali dengan pembukaan dan sambutan, dilanjutkan sosialisasi inti melalui pemaparan materi, pre-test, post-test, serta sesi tanya jawab. Suasana semakin hidup ketika panitia menghadirkan ice breaking dan Focus Group Discussion (FGD), sehingga peserta lebih aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman. Antusiasme peserta terlihat jelas, sementara masyarakat memberikan apresiasi positif atas manfaat kegiatan. Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat, dokumentasi, doa, dan foto bersama yang mempererat kebersamaan antara mahasiswa, peserta, dan masyarakat.
Menurut kami, Pro-IDE GADIS bukan sekadar program edukasi, melainkan wujud nyata kepedulian mahasiswa terhadap masa depan remaja, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan seperti Rawa Sari. Kegiatan ini berhasil membuka ruang aman bagi remaja untuk belajar, berdiskusi, dan memperoleh pemahaman baru tentang kesehatan reproduksi. Namun, program ini akan lebih berdampak jika dilaksanakan secara rutin dan melibatkan lebih banyak pihak, seperti sekolah, puskesmas, maupun lembaga masyarakat, sehingga edukasi dapat menjangkau kelompok remaja yang lebih luas.
Kegiatan ini membuktikan bahwa kolaborasi mahasiswa, masyarakat, dan institusi pendidikan dapat membawa perubahan positif. Karena itu, mari bersama mendukung keberlanjutan program serupa agar semakin banyak remaja yang teredukasi, terlindungi, dan tumbuh menjadi generasi yang sehat, berdaya, serta siap menghadapi masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI