Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Embuhisme | Ketika Perjalanan Berubah, Perjumpaan Justru Menemukan Arah

3 Agustus 2025   06:14 Diperbarui: 3 Agustus 2025   06:14 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Aziz Amin - Wong Embuh

Perjalanan ini awalnya terasa rapi dalam rencana. Tapi seperti hidup yang penuh teka-teki, rute pun berubah. Dari awalnya rencana naik kereta dari Stasiun Brebes ke Surabaya, tapi efek mendadak ada info pembatalan perjalanan kereta karena ada perbaikan.

Bingung ?, pastinya karena rencana perjalanan ke Kalimantan Tengah sudah jauh hari dipersiapkan termasuk tiket pesawat. Kemrungsung dan pastinya energynya negatif.

Berganti rute perjalanan, pindah ke stasiun Tegal dan naik kereta api dari Purwokerto, saya dan Om Siswoyo naik Kereta Kamandaka menuju Semarang Poncol, lalu melanjutkan ke Surabaya dengan travel malam. Jadwal kereta ke Surabaya yang dibatalkan memang memaksa putar haluan, tapi siapa sangka justru di situ kisah menarik bermula.

Mobil travel yang kami tumpangi penuh. Tapi bukan hanya penuh secara fisik, melainkan juga penuh dengan energi yang terasa... berat. 

Sopirnya tampak kemrungsung, terburu-buru, emosinya tak stabil. Beberapa penumpang pun ikut terseret suasana termasuk dua perempuan yang duduk disamping  saya: Mba Sherly dan Mba Hana. Wajah mereka menampakkan ketegangan, keluhan tersirat dari raut dan respon spontan selama di perjalanan. Jujur saja, saya sempat berpikir, "Wah, ini bakal jadi perjalanan yang panjang..."

Namun di tengah situasi itu, saya memilih untuk tetap dalam ruang tenang. Tidak ikut hanyut dalam gelombang emosi sekitar. Saya menyadari, Embuhisme bukan sekadar konsep, tapi praktik hidup menerima yang terjadi, tanpa menghakimi, tanpa ingin buru-buru mengubah keadaan. Cukup hadir... dan membuka hati.

Titik balik terjadi saat travel berhenti untuk rehat di sebuah warung makan sederhana di Lasem. Warung yang biasa saja, tapi terasa seperti ruang netral di tengah ketegangan. Di sanalah komunikasi mulai terjalin. Dari obrolan ringan soal arah tujuan, bergulir ke topik-topik yang lebih hangat. Sherly dan Hana yang tadinya terlihat tegang, mulai cair. Dari sekadar saling sapa, percakapan kami merambah pada banyak hal.

"Saya profesional Hipnoterapis" jawab saya  ditanya tentang kegiatan. Kami bicara banyak hal tentang hidup, kehidupan, dan penghidupan dari sudut pandang Embuhisme.

Ko Embuhisme ?

Yah, awal arah pembicaraan tentang profile hipnoterapi dan personal branding "Wong Embuh" dan penulis buku "Aku Wong Embuh' lanjut membahas tentang Embuhisme terkait dengan keilmuan pemberdayaan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun