Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik, Anti Radikalisme, Penegas Islam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Internalisasi, Konsep Toleransi Melalui Pembelajaran Koperatif

4 Agustus 2016   21:54 Diperbarui: 4 Agustus 2016   22:13 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prinsip Latar. Kegiatan belajar tidak terjadi daam kekosongan. Dalam memelajari suatu hal yang baru, pada hakekatnya siswa telah mengetahui hal-hal yang lain yang secara langsung atau tidak berkaitan dengan yang akan dipelajari.Hal ini perlu disadari oleh guru, agar siswa lebih mudah menangkap dan memahami bahan pelajaran yang baru serta tidak terjadi pengulangan yang akan membosankan siswa.

Prinsip Pemecahan Masalah. Tolak ukur kepandaian siswa banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memecahkan masalah. Karena itu dalam proses pembelajaran perlu diciptakan situasi bermasalah agar mereka peka terhadap masalah. Kepekaan akan suatu masalah dapat ditimbulkan jika siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahan masalah. Guru hendaknya mendorong para siswa untuk melihat suatu masalah, merumuskan dan berupaya memecahkannya menurut kemampuannya.

Prinsip Keterarahan Titik Pusat. Pelajaran yang direncanakan menurut suatu pola tertentu harus mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran. Tanpa suatu pola, pelajaran akan terpecah-pecah. Akibatnya para siswa sulit memusatkan pelajaran. Titik pusat atau fokus perhatian itu dapat tercipta melalui upaya perumusan masalah yang hendak dipecahkan, perumusan yang hendak dijawab atau perumusan konsep yang hendak diterima.

Proses pembelajaran juga terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern peserta didik diantaranya :

Faktor Intern : yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis. (Surya Brata ,1983 : 30 ). Faktor fisiologis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi tertentu. Keadaan atau kondisi jasmani pada  umumnya dapat dikatakan melatar belakangi kegiatan belajar. Keadaan jasmani yang optimal akan lain sekali pengaruhnya apabila dibandingkan dengan keadaan jasmani yang yang lelah. Kekurangan kadar makanan atau tidak memenuhi gizi makanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh fisik, akan mengakibatkan menururn, merosot kondisi jasmani. Hal ini menyebabkan siswa dalam beljarnya merasa cepat mengantuk, lesu, lekas lelah dan secara keseluruhan tidak gairah untuk belajar (Sukardi, 1983 : 33 ).

Sedangkan faktor psikologis misalnya cita-cita, minat, perhatian dan intelegensi. Cita-cita merupakan salah satu pendorong untuk belajar. Dengan adanya cita-cita, akan timbul suatu kebutuhan. Kebutuhan itu bermacam-macam, dan setiap anak mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda.


Faktor Ektern : yaitu faktor yang adanya diluar siswa yang meliputi faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial , yaitu adanya orang-orang lain disekitar pada saat siswa belajar, seringkali mengganggu aktifitas belajar, misalnya kalau satu kelas murid sedang menegerjakan ujian,lalu terdengar banyak anak-anak lain berbincang-bincang disamping kelas atau anak sedang di kamar belajar, tetapi ada anak atau orang  lain sedang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu. Semuanya itu akan mempengaruhi belajar dan juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar. 

Sedangkan faktor non sosial adalah keadaan udara, cuaca ,waktu, alat belajar,letak gedung. Letak sekolah dan tempat belajar yang tidak memenuhi persyaratan seperti : kelas terlalu sempit, dengan anak yang terlalu banyak, suasana yang terlalu bising karena dekat dengan pertokoan atau pasar, pabrik, lalu lintas yang padat dan ramai.

Pembelajaran Koperatif

Model pembelajaran kelompok/koperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang  dilakukan  oleh  siswa dalam  kelompok-kelompok  tertentu untuk  mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran koperatif yaitu  adanya peserta dalam kelompok, aturan dalam kelompok, upaya belajar setiap anggota kelompok, dan tujuan yang harus dicapai (Sanjaya, 2006).

Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa dapat ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang dilakukan atas dasar campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan.pendekatan apapun yang digunakan tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun