Mohon tunggu...
Aziza Salsabila
Aziza Salsabila Mohon Tunggu... mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Opini Atas Tulisan Bapak Study Rizal: Kemiskian Moral Dalam Komunikasi Politik

23 September 2025   23:25 Diperbarui: 23 September 2025   23:25 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Artikel Bapak Drs. Study Rizal LK, MA tentang "Kemiskinan Moral dalam Komunikasi Politik" Menurut saya Bahasa Kasar, mencerrminkan  Miskinnya Moral Politik. Pernyataan anggota dewan yang nyeletuk, "Orang yang bubarkan DPR orang tolol sedunia," sempat bikin heboh dan jelas bikin publik panas. Buat kita sebagai mahasiswa, ucapan itu nunjukkin sesuatu yang lebih dalam: betapa miskinnya moral politik sebagian elit kita. Bahasa yang keluar dari mulut wakil rakyat seharusnya jadi jembatan komunikasi, bukan malah bikin jarak makin lebar.
Ketika pejabat ngomong dengan kasar, rakyat merasa dilecehkan. Demo yang awalnya fokus pada tuntutan bisa berubah penuh amarah gara-gara satu kalimat yang nggak dijaga. Ujungnya, bukannya masalah selesai, malah makin runyam. Di titik ini, yang hilang bukan cuma sopan santun, tapi juga kepercayaan publik.
Secara formal, mungkin mereka masih punya kursi di parlemen, tapi secara moral, wibawa mereka udah runtuh. Ini yang disebut kemiskinan representasi: wakil rakyat yang ada di atas kertas, tapi nggak lagi dianggap benar-benar mewakili rakyat. Demokrasi nggak akan sehat kalau komunikasinya miskin etika.
Karena itu, kita berhak menuntut wakil rakyat yang bukan cuma jago bikin undang-undang, tapi juga bisa jaga kesantunan. Bahasa adalah wajah kekuasaan. Kalau wajah itu dipenuhi makian, yang terlihat bukan wibawa, tapi kemiskinan moral politik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun