Mohon tunggu...
aziz ahlaf
aziz ahlaf Mohon Tunggu... Editor - kita hanya berbeda acara dalam menggapai ridho tuhan

setiap kita punya cara unik dalam mengumpulkan pundi-pundi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerajaan Fiktif, Mungkin Ini Faktornya?

22 Januari 2020   00:15 Diperbarui: 28 Januari 2020   12:23 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. ada kesamaan latar belakang seperti si pendiri kerajaan tersebut.

2. pemuja mie instan, yang ingin serba praktis dan cepat dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan

3. frustrasi jiwa dengan yang dialami saat itu

4. terkena bujuk rayu rekannya, bisa saja orang tersebut sebenarnya acuh, tak tertarik, dan sadar betul bahwa kerajaan Fiktif itu gak logis namun karena kuatnya pengaruh dari rekannya yang gencar membujuk maka menjadi luluh. terlebih yang membujuk itu si doi (cie..cie.. yang jomblo nge-blank. hehehe).

5. faktor balas jasa, lah kok?.
bisa juga loh, si raja atau si ratu itu sebelumnya pernah membantu, merekomendasikan, menolong para pengikutnya atau sanak saudaranya dari beberapa waktu berlalu, yang kemudian si raja atau si ratu minta bayar jasa dengan cara agar mencarikan pengikutnya sejumlah minimal 50 orang misalnya.

Pernah diajak untuk bergabung dalam sebuah kumpulan atau organisasi mirip seperti ini?

oh tidak pernah, amit-amit, jangan sampai pernah. konon katanya, kalau sudah terkena bujuk rayunya bakal susah untuk move on, (mending juga movie maker, bisa edit video). loh apa hubungannya?. kagak ada, bro.

Solusinya, bijimana dong say?

1. persuasif apprauch, (apaan tuh?, kagak tau). intinya, si raja - ratu beserta rakyatnya berikan pembinaan, sosialisasi, pemahaman, tanpa dibayang-bayangi proses hukum atau embel-embel hukum supaya mereka bisa rileks dan mengena dalam jiwa. tujuannya untuk meluruskan mindset, setelah mereka menyadari atas kekhilafannya, mereka akan siap dengan konsekuensi hukum.

2. psikiater, langkah pemerintah sangat tepat dalam mendatangkan psikiater karena bagaimanapun ada kaitannya dengan kejiwaan.

3. tidak perlu dihukum pakai hukum sosial yang berlebihan, karena disaat mereka dalam kesalahan atau kekhilafan dikhawatirkan justru akan membuat mereka makin terbenam dalam salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun