Mohon tunggu...
Azizah Herawati
Azizah Herawati Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh

Pembelajar yang 'sok tangguh'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Isra' Mi'raj, Momentum Meneladan Rasulullah Muhammad SAW

11 Maret 2021   17:40 Diperbarui: 11 Maret 2021   19:34 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isra' mi'raj adalah sebuah peristiwa besar dalam sejarah Islam. Sebuah perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad sallallahu 'alaihi wa sallam (selanjutnya disingkat SAW), utusan Allah subhanahu wa ta'ala (selanjutnya disingkat SWT) bersama Malaikat Jibril. Kala itu, tidak semua orang mempercayainya. Akal manusia tidak akan sampai memikirkannya. Bagaimana mungkin rute yang sangat jauh antara Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsa di Palestina masih berlanjut naik ke langit ketujuh di sebuah tempat bernama Sidratul Muntaha hanya ditempuh dalam satu malam. Hanya keimanan dan keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT yang meneguhkan hati para sahabat dan kaum muslimin kala itu  untuk mempercayai peristiwa ini.

Kejadian luar biasa yang hanya dialami oleh Nabi Agung Muhammad SAW ini semakin menguatkan keyakinan kita sebagai seorang muslim bahwa Rasulullah SAW adalah manusia pilihan yang sudah seharusnya dijadikan teladan pada setiap langkah dan tingkah laku kita. "The real idol in the world", idola yang nyata di jagat raya ini, uswatun hasanah yang akan membawa para pengikutnya selamat di dunia dan memperoleh syafaatnya kelak di hari kiamat.

Peristiwa fenomenal yang kita peringati setiap tanggal 27 Rajab pada penanggalan hijriyah ini hendaknya kita jadikan momentum untuk menjadikan Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan sejati bagi kita selaku umatnya. Apalagi peristiwa pada malam yang agung itu ditandai dengan awal mula diperintahkannya salat lima waktu. Sebuah ritual yang merupakan identitas bagi seorang muslim yang merupakan amalan pertama yang akan dihisab kelak di hari kiamat.  Ada beberapa langkah yang seharusnya kita tempuh untuk mengikuti jejak langkah Sang Rasul, saya menyebutnya dengan akronim 5 M. 

Pertama, mencontoh atau meneladan

Tidak dapat dipungkiri bahwa Rasulullah SAW adalah teladan terbaik. Allah dengan tegas menyatakan dalam firman-Nya  dalam Al qur'an surat Al ahzab (33): 21.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah".

Kita tentu prihatin melihat umat saat kini yang mengalami krisis keteladanan. Kemaksiatan semakin merajalela, sehingga kita tidak tahu harus berkiblat ke mana. Para pemimpin, baik pada tataran formal maupun non formal di masyarakat yang diharapkan bisa menjadi contoh, bisa dijadikan teladan, namun kenyataannya jauh panggang dari api. Lantas, mau ke mana lagi, kalu tidak mengembalikan segalanya kepada teladan sejati, idola dari segala idola, Rasulullah Muhammad SAW. Bolehkah kita mengidolakan yang lain? Jadikan mereka motivator, bukan idola. Karena banyak kita temukan, mengidolakan di awal bahkan tidak kalah dengan mereka yang sedang bucin, tapi ujung-ujungnya membenci dan menghujat tak habis-habis.

Kedua, mengubah

Mengubah yang dimaksud di sini adalah mengubah kebiasan yang kurang baik menjadi lebih baik. Sangat disadari bahwa kehidupan masyarakat milenial saat ini mulai menjauh dari agama. Kondisi ini menuntut kita untuk memberikan bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat untuk kembali ke rel dengan cara yang bijaksana. Mereka yang salatnya masih bolong-bolong, ditertibkan kembali. Yang ngajinya masih malas-malasan, digugah lagi untuk bersemangat dan masih banyak lagi. Allah SWT dan rasul-Nya selalu menyeru manusia kepada kebaikan. Ada dua jalan yang ditawarkan dengan segala konsekuensinya. Lurus akan selamat dan sebaliknya sesat berbuah celaka. Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga kaum mersebut mau mengubah nasib mereka sendiri. Al qur'an surat Ar ra'du (13):11 menegaskan hal itu.

"..... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.....". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun