Mohon tunggu...
Azis Tri Budianto
Azis Tri Budianto Mohon Tunggu... Dosen - Manusia biasa

Sedang mencari apa yang dicari.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Plato: Cinta Hanya Cukup untuk Cinta

12 Januari 2024   01:28 Diperbarui: 12 Januari 2024   01:30 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
picture by pinterest | pinterest.com/Barbiecoleman95/

Plato, seorang filsuf Yunani kuno, memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan pemikiran filsafat. Salah satu ungkapan terkenalnya adalah "cinta hanya cukup untuk cinta." Ungkapan ini mencerminkan pandangan filosofisnya tentang esensi cinta dan peranannya dalam kehidupan manusia.

Menurut Plato, cinta bukanlah sekadar emosi atau keinginan fisik semata, tetapi lebih dalam lagi. Baginya, cinta adalah bentuk keinginan rohaniah yang mengarah pada pencarian kebenaran dan keindahan. Plato meyakini bahwa cinta sejati hanya bisa ditemukan melalui hubungan yang lebih tinggi, yaitu hubungan antara jiwa yang mencintai kebijaksanaan dan kebenaran.

Dalam karya-karyanya, terutama dalam dialog "Symposium," Plato menjelaskan empat tingkatan cinta, di mana tingkatan tertinggi adalah cinta terhadap kebijaksanaan atau "Philosophia." Bagi Plato, cinta terhadap kebijaksanaan adalah cinta yang murni dan abadi, melampaui aspek fisik atau keinginan duniawi.

Dalam pandangan Plato, cinta yang hanya berfokus pada kepuasan fisik atau emosional tidak mencapai tingkatan tertinggi. Cinta yang sejati dan bermakna adalah cinta yang membimbing jiwa manusia menuju pemahaman mendalam akan kebenaran dan kebijaksanaan. Oleh karena itu, ketika Plato menyatakan bahwa "cinta hanya cukup untuk cinta," ia menekankan pentingnya mengarahkan cinta ke arah yang lebih tinggi dan lebih abadi.

Dalam konteks ini, ungkapan Plato mengajak manusia untuk melibatkan diri dalam pencarian nilai-nilai yang lebih tinggi, melebihi kenikmatan sementara dan keinginan materi. Cinta yang mencakup dimensi rohaniah, intelektual, dan spiritual merupakan cinta yang memenuhi esensi manusia dan memberikan makna yang lebih mendalam dalam kehidupan.

Jadi, bagi Plato, cinta yang sejati adalah cinta yang menginspirasi manusia untuk tumbuh dan berkembang sebagai makhluk spiritual yang mencari kebijaksanaan, bukan sekadar memuaskan keinginan duniawi semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun