Mohon tunggu...
Aziel Hutajulu
Aziel Hutajulu Mohon Tunggu... Human Resources - Siswa

Siswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Populasi Indonesia yang Melimpah Bagai Pedang Bermata Dua

18 Februari 2021   13:38 Diperbarui: 18 Februari 2021   13:53 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

(sumber video: https://www.youtube.com/watch?v=YmD3s6IKhbA)

Kearifan lokal menjadi salah satu hal terpenting yang seringkali dihiarukan oleh masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa kearifan lokal tidak akan pudar sama sekali, padahal kearifan lokal yang tidak dilindungi dan dilestarikan masyarakat pemiliknya tentu saja semakin lama akan memudar. Hakikat dari kearifan lokal itu sendiri adalah suatu hasil dari proses adaptasi. Hasil ini kemudian diwariskan secara turun temurun dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya dengan tujuan supaya bisa dilestarikan. Walau begitu, tidak semua orang bisa menyikapi dan melakukan tindakan yang tepat.

Indonesia memiliki peringkat keempat sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia. Fakta populasi penduduk ini bisa menjadi pedang bermata dua, bisa menjadi suatu cara untuk melestarikan budaya dan bahkan menyebarkannya ke manca negara, bisa juga menjadi pedang bagi negara sendiri dengan lebih memilih melupakan kearifan lokal dan mementingkan budaya lain. Nilai budaya di Indonesia memang tidak sempurna, semua budaya memiliki nilai positif dan negatif. Alangkah baiknya jika masyarakat milenial saat ini mulai mempelajari cara untuk menyaring budaya yang masuk dan mempertahankan kearifan lokal kita yang sudah mulai pudar. Dengan banyaknya populasi penduduk di Indonesia, kita sebenarnya memiliki kemampuan untuk memperkenalkan kearifan lokal kita di taraf dunia. Perkenalan kearifan lokal Indonesia di dunia bukan hanya bermanfaat untuk negara, tapi juga untuk kita. Dengan adanya kearifan lokal yang bahkan dikenal di negara asing, maka antusiasme dan juga semangat para pemuda untuk melestarikan budaya kearifan lokal di Indonesia semakin meningkat. Salah satu contohnya adalah lagu Lathi yang dibuat oleh Weird Genius yang mendapat penghargaan pendengar terbanyak di Spotify sehingga lagunya terpampang di Time Square New York. Kenapa bisa dibilang salah satu contoh pelestarian kearifan lokal? Hal itu dinyatakan karena dalam lagu Lathi terdapat alunan gamelan yang disertai dengan tarian daerah di video resmi lagu ini. Itu adalah salah satu bukti bahwa kita sebagai anak muda Indonesia sebenarnya bisa dan sangat mampu untuk melakukannya.

Masalah terbesar yang sebenarnya dihadapi adalah diri kita sendiri. Pertanyaannya adalah mampukah kita meyakinkan dan membulatkan tekad untuk melestarikan kearifan lokal kita sendiri. Modernisasi seringkali menjadi hal atau aspek yang kita anggap sebagai halangan dalam melakukan pelestarian kearifan lokal. Jika kita bisa melihat peluang yang ada, sebenarnya modernisasi bukan menghalangi kita, tetapi mengubah sarana pelestarian kearifan lokal. Kital sebagai anak Indonesia milenial harus bisa secepat mungkin beradaptasi. Bahkan jika mau ditinjau dari zaman ke zaman, sebenarnya modernisasi malah mendukung untuk pelestarian kearifan lokal. Modernisasi memungkinkan semua bentuk kreatifitas anak muda seperti video, lagu, dan karya lainnya dari yang tadinya tidak mungkin dibuat menjadi berhasil diproduksi sampai mendunia.

Globalisasi adalah suatu kata yang tidak asing bagi anak muda. Kita bisa jadikan itu sebagai motivasi untuk kita lebih maju dalam pelestarian kearifan lokal. Kalau ilmu pengetahuan dan teknologi saja sudah maju, pastinya pemikiran kita juga bisa maju. Langsung saja kita ambil penerapannya, saat ini semua sedang dalam fase aktivitas dari rumah karena adanya COVID-19. Dalam kondisi ini, daripada kita pusing memikirkan semua hal yang tidak bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya, mulailah berpikir apa saja yang bisa kamu lakukan di kondisi ini. Kita bisa mulai dengan hal sederhana seperti menonton Youtube yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat milenial. Mulai dengan menonton edukasi yang penting dalam waktu senggangmu, saat ini banyak sekali karya pemuda bahkan dari luar Indonesia yang diunggah di Youtube, jadikan mereka sebagai motivasi sekaligus sarana pembelajaranmu untuk mendapatkan hal yang tidak sempat didapatkan di sekolah. Semua orang hebat di luar negeri sana yang membanggakan Indonesia saat ini dan juga melestarikan kearifan lokal kita pasti memulai semuanya dari bawah. Mereka tidak langsung menjadi hebat dan ahli. Dalam hal digital, Indonesia sudah meninggalkan banyak sekali pencapaian dan juga karya pelestarian kearifan lokal yang ditinggalkan dari generasi sebelumnya. Tugas kita lah untuk melanjutkan kewajiban tersebut.

Aspek penting lainnya yang seringkali diabaikan oleh generasi milenial Indonesia adalah pentingnya suatu komunitas. Komunitas sangat berguna untuk berbagai hal, memotivasi, bekerja sama, saling membangun, membagikan karya, dan masih banyak hal lainnya. Sayangnya, di Indonesia pelestarian budaya terkadang dirusak oleh pihak tidak bertanggung jawab yang memperburuk nama Indonesia dengan konten negatif. Hal ini seringkali menyebabkan berkurangnya konten yang berisi pelestarian kearifan lokal di Indonesia. Sifat masyarakat Indonesia menurut saya adalah sangat antusias dalam menikmati suatu konten atau karya dari orang, hal yang menjadi masalah adalah kesadaran untuk menyaring konten yang mereka konsumsi itu kurang, ditambah lagi dengan sistem internet sekarang yang akan selalu menyuguhkan hal yang viral atau trending tanpa melihat nilai atau isi dari konten tersebut. Itulah kenapa populasi Indonesia yang melimpah bisa menimbulkan efek yang positif bagai pedang bermata dua. Komunitas yang membahas pelestarian kearifan lokal di Indonesia harus ditingkatkan, apalagi sudah dipermudah dengan adanya kemajuan teknologi yang mempermudah komunikasi kita.

Jadi, pada akhirnya semua tergantung pada kita, apakah kita mau membulatkan tekad untuk turut berpartisipasi membangun negara Indonesia melalui pelestarian kearifan lokalnya atau tidak. Soekarno pernah berkata, "Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.". Oleh karena itu, mari kita lanjutkan perjuangan mereka. Mari kita lestarikan kerifan lokal milik Indonesia yang indah agar keindahannya bisa terpancar bahkan sampai ke dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun