UIN Cirebon, sebagai pusat peradaban Islam dan ilmu pengetahuan, terancam oleh problem kebersihan yang mendesak. Sampah plastik, seperti botol air mineral dan bungkus makanan ringan, tidak hanya merusak citra visual dan estetika lingkungan akademik, tetapi juga menyentuh inti ajaran Islam yang dijunjung tinggi: kebersihan (thaharah) sebagai fondasi keimanan. Kondisi ini menuntut refleksi mendalam dari seluruh civitas akademika mengenai konsistensi antara nilai-nilai keagamaan yang diajarkan di ruang kuliah dengan praktik perilaku sehari-hari di lingkungan kampus.
Isu sampah plastik di UIN Cirebon beririsan langsung dengan konteks nasional dan tren demografi. Indonesia kini berada dalam era bonus demografi, di mana 68,95% populasi adalah usia produktif. Data menunjukkan bahwa 77% dari generasi Z dan Y memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu lingkungan. Potensi kepedulian ini merupakan modal sosial yang strategis untuk mendorong perubahan di lingkungan akademik.
Secara regulasi, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius dalam pengelolaan sampah, yaitu mencapai 50% pada tahun 2025 dan 100% pada tahun 2029. Keterlibatan aktif UIN Cirebon dalam mengatasi masalah sampahnya sendiri adalah wujud kontribusi nyata terhadap pencapaian target nasional dan mitigasi krisis lingkungan global.
Bagi mahasiswa UIN Cirebon, persoalan sampah plastik wajib diangkat sebagai diskursus keagamaan dan moral. Konsep kebersihan atau thaharah adalah pilar fundamental dalam Islam. Hadis Rasulullah SAW, "Kebersihan itu sebagian dari iman," adalah perintah universal yang melingkupi kebersihan spiritual, diri, tempat ibadah, hingga lingkungan.
 Dalam konteks akademik, menjaga lingkungan dari sampah plastik adalah bentuk taharah kolektif, yakni pensucian tempat belajar. Tumpukan sampah plastik tidak hanya menjadi sumber penyakit fisik, tetapi juga dianggap sebagai penghalang spiritual yang mengganggu penciptaan suasana akademik yang sakral dan kondusif untuk mencari ilmu.
Mahasiswa yang memiliki gairah tinggi dalam praktik ibadah seharusnya merefleksikan semangat yang sama dalam menjaga kebersihan "bait" ilmu mereka
Permasalahan sampah plastik di lingkungan UIN Cirebon memerlukan intervensi segera berdasarkan tiga alasan utama:
 1. Implikasi Pendidikan dan Moral Institusional
Kampus berfungsi sebagai miniatur peradaban dan laboratorium etika. Sebagai institusi pendidikan Islam, UIN memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik mahasiswa sebagai khalifah fil ardh (pemimpin di bumi) yang memiliki kesadaran ekologis. Kegagalan mahasiswa sebagai agent of changeuntuk mengelola sampah di lingkungan sendiri akan mengaburkan pesan moral dan keagamaan tentang kepemimpinan dan kebersihan. Isu ini menjadi indikator kritis sejauh mana nilai-nilai keimanan telah terinternalisasi menjadi perilaku sehari-hari, bukan sekadar kajian teoretis.
 2. Kontribusi terhadap Krisis Lingkungan Lokal dan Global