Mohon tunggu...
azas tigor nainggolan
azas tigor nainggolan Mohon Tunggu... Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Aktivis Perkotaan yang Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menghapuskan Parkir Liar Jakarta Dengan Parkir Bersama.

11 September 2025   15:44 Diperbarui: 11 September 2025   15:44 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalo Jakarta beda dengan kota lain. Wajah kota Jakarta sudah ok dan cantik. Tinggal menambah agar jadi sempurna kecantikannya. Jakarta harus membereskan masalah lalu lintasnya seperti kemacetan dan parkir liar yang masih mengotori wajah Jakarta", seorang kawan mengajak saya ikut kembali mempercantik pembangunan kota Jakarta. Ibarat sebuah tubuh Indonesia, dimana  Jakarta adalah wajahnya. Kota Jakarta sekarang ini sudah tambah rapi cantik dengan layanan transportasi publik. Bahkan transportasi publik Jakarta menempati urut 17 terbaik transportasi publiknya di dunia. Selamat kepada kota Jakarta, warga Jakarta dan Gubernur Jakarta, Bapak Pramono Anung serta Wakil Gubernur Jakarta, Bapak Rano Karno yang sudah berhasil membangun sistem layanan transportasi publik kota Jakarta jadi lebih baik lagi.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membanggakan keberhasilan Kota Jakarta mendapatkan predikat Top 17 kota dengan Transportasi Umum terbaik, berdasarkan Time Out, sebuah majalah perjalanan Inggris yang diterbitkan oleh Time Out Group. Survey dilakukan kepada 18 ribu responden di 50 negara. Jakarta sekarang ini tidak hanya memiliki Transportasi publik yang modern seperti  LRT Jakarta, MRT dan Transjakarta tetapi sistem layanannya pun terus dikembangkan jadi lebih akses dan manusiawi. Sekarang dibangun layanan yang sangat manusiawi dimana ada 15 golongan masyarakat yang digratiskan menggunakan layanan transportasi publik Jakarta. Ditambah juga pembangunan akses dan  integrasi layanan terus dikembangkan agar perjalanan dengan transportasi publik jadi lebih efektif dan efisien.

Ketika kita mengunjungi sebuah kota maka wajah paling depan yang dilihat masyarakat adalah layanan transportasi publik serta manajemen parkirnya.  Sekarang wajah kota Jakarta sudah cantik dengan tersedianya layanan transportasi publik yang aman, nyaman dan akses. Wajah kota Jakarta akan lebih cantik  lagi juga jika masalah parkir liar dan kemacetan akibat parkir liar bisa kita selesaikan. Parkir liar mudah kita jumpai di sela-sela wajah kota Jakarta. Ibarat masalah kecantikan, parkir liar adakah kotoran-kotoran yang sudah menempel kuat hingga masuk kedalam kulit wajah kota Jakarta karena dibiarkan atau ditunda pembersihannya. Jika terus ditunda penyelesaiannya, parkir liar akan menjadi kotoran permanen yang mungkin akan merusak wajah kota Jakarta yang sudah cantik.

Parkir sangat mudah didapatkan dan sudah sering jadi masalah sosial di Jakarta. Salah satu penyebab maraknya parkir liar adakah kegiatan sosial atau kegiatan yang membangkitkan keramaian publik di tengah kota yang tidak memiliki fasilitas parkir yang akses dan baik.  Penyelesaian sebenarnya mudah saja,  bisa dilakukan dengan memaksimalkan sarana parkir di gedung atau kegiatan di sekitar pusat kegiatan publik tersebut. Model pemanfaatan parkir di gedung sekitar ini biasa disebut dengan Parkir Bersama. Bila sebuah tempat atau lokasi kegiatan publik membutuhkan sarana parkir bisa menumpang di fasilitas gedung sekitarnya.Model parkir bersama atau menumpang ini sangat mudah dan bisa dijadikan salah satu alat memecahkan parkir liar dan kemacetan akibat parkir liar. Misalnya belajar dari pengalaman relasi baik antara pengelola Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta. Jika pada masa peringatan Idul Fitri, umat Islam yang menjalani Shalat Ied  bisa ikut parkir kendaraan di sarana parkir Gereja Katedral Jakarta di depannya. Begitu pula pada saat perayaan Natal, umat Katolik yang merayakan Ekaristi Natal bisa ikut parkir di fasilitas parkir Masjid Istiqlal. Saling membantu dan berbagi sarana parkir bersama ini sangat berguna. Jika tidak ada kerja sama ini maka, akan terjadi parkir liar di badan jalan yang mengotori jalanan dan membuat macet. Umat yang beribadah jadi berbuat salah karena lalai mengatur parkir ke sarapannya yang merugikan masyarakat pengguna jalan lainnya.

Sekarang ini kegiatan sosial kota Jakarta sangat banyak bisa dinikmati masyarakat. Salah satunya adalah kegiatan masyarakat di lokasi Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Setiap kali ada kegiatan publik di Lapangan Banteng sekarang ini meningkatkan bangkitan lalu lintas dan  maraknya parkir liar di badan jalan, maka menimbulkan kemacetan lalu lintas. Jika dipetakan, di sekitar Taman Lapangan Banteng ada banyak gedung, seperti  Perkantoran Kementerian Agama dan Keuangan, hotel Sekolah, Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal yang sarana parkirnya sangat banyak, aman dan nyaman. Masyarakat pengunjung masih memiliki akses mudah berjalan kaki sedikit dari parkir gedung ke Tanan Lapangan  Banteng.

Sistem parkir bersama ini bisa dilakukan jika pengunjung membutuhkan fasilitas selama berkegiatan atau mengunjungi pameran di Taman Lapangan Banteng. Selain itu parkir bersama bisa juga digunakan masyarakat yang sedang liburan atau berkunjung ke Monumen Nasional (Monas). Jika sistem parkir bersama atau menumpang parkir di fasilitas gedung sekitar dilakukan dan dimaksimalkan maka tidak kekacauan dan masalah akibat parkir liar. Seperti selama ini kendaraan yang parkir sembarang di jalan sekitar Monas,  ban kendaraan mobilnya  dikempeskan petugas, atau premanisme memaksa bayar parkir sangat mahal dan kemacetan total.  pengunjung  di sekitar juga di Monas Hasilnya jalan raya sekeliling Lapangan Banteng tidak dikotori oleh parkir liar dan premanisme.

Jadi model sistem parkir bersama atau parkir menumpang ini bisa menjadi salah satu solusi memecahkan masalah kebutuhan parkir pada kegiatan masyarakat di area publik. Selain itu juga parkir bersama ini dapat mencegah terjadinya premanisme parkir liar yang sering terjadi di area publik kita jakarta. Begitu pendapatan jasa parkirnya tidak dicuri atau kuasasi masuk kantong preman atau oknum petugas. Jika masyarakat melakukan parkir bersama di gedung sekitar tempat tujuan kegiatan maka akan membayar biaya parkir pada pengelola parkir gedung. Pembayaran parkir bersama ini akan memberi pemasukan pada kas daerah berupa  Pajak Parkir atau Jasa Parkir sebesar 10% dari pendapatan netto pengelola parkir gedung pada  pendapatan Pajak Daerah kota Jakarta.

Secara sistematis, jika ada kegiatan di area publik maka pengelola kota harus sudah memetakan, membangun strategi agar selama kegiatan publik, sistem parkirnya menggunakan cara Parkir Bersama bukan membiarkan parkir liar yang hidup. Mari kita kembangkan dan jadikan strategi atau manajemen parkir dengan Parkir Bersama ini sebagai alat bantu membersihkan wajah kota Jakarta dari kotoran menetap agar wajah Jakarta menjadi lebih cantik lagi. Cara menggunakan Parkir Bersama ini adalah juga cara kreatif meningkatkan pendapatan daerah dan mencegah pungli dan korupsi.

Pantun Parkir Jakarta:

Mengelola parkir untuk menangani kemacetan.
Jangan sampai parkir sembarangan di badan jalan.  
Mari terus percantik kota Jakarta.
Meningkat APBDnya untuk kesejahteraan warganya.

Jakarta, 9 September 2025
Azas Tigor Nainggolan.
Analis Kebijakan Transportasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun