"Sehat itu mahal", demikian masyarakat mengungkapkan pikirannya ketika memberi masukan kepada kerabat atau keluarga yang sedang sakit. Ungkapan ini mau memberi refleksi bahwa hidup ini harus sehat dan dijaga agar kita tetap sehat. Jika kita sakit maka akan membutuhkan biaya mahal, memberi waktu penyembuhan yang sangat panjang dan melelahkan orang banyak setidaknya keluarga. Apa lagi jika penyakit itu mengakibatkan kerugian sangat besar seperti sakit ginjal yang harus lakukan cuci darah (Hemodialisis) secara rutin dia kali dalam seminggu. Tentu ini sangat merepotkan dan melelahkan terutama  si pasien dan keluarganya karena harus mengantar menemani proses Hemodialisis yabg panjang seumur hidup.
Salah satu penyebab utama orang alami sakit seperti ginjal adalah menderita sakit Diabetes atau penyakit tidak menular (PTM) akibat gaya hidup tidak sehat terlalu banyak mengkonsumsi gula atau pemanis berlebihan. Konsumsi gula atau pemanis itu salah satunya berasal dari pola hidup atau pola konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) secara berlebihan. Sekarang ini banyak sekali anak-anak yang masih sangat muda sudah menjadi penderita penyakit Diabetes atau publik sering mengatakannya "sakit gula" dan berlanjut harus cuci darah secara rutin. Beberapa video di sosial media atau data yang ada menceritakan bahwa anak-anak yang alami tindakan harus cuci darah rutin ini diakibatkan gaya hidup sebelumnya ketergantungan mengkonsumsi MBDK. Fakta bahwa MBDK menyebabkan masalah PTM seperti Diabetes atau Obesitas masih banyak ditolak oleh industri MBDK.Banyak ahli atau pengamat mengatakan bahwa penderita Obesitas dan Diabetes bukan hanya disebabkan oleh MBDK tetapi juga oleh makanan lain seperti makanan dari rumah, nasi atau minuman manis di rumah.  Beberapa waktu lalu saya dan beberapa teman berdiskusi tentang dampak buruk MBDK bagi kesehatan manusia Prof Barry M. Popkin Profesor ahli Nutrisi dari University of North Carolina, Amerika Serikat. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pejabat dari Kementerian Kesehatan RI serta dari Badan Pembangunan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Prof Barry berpendapat bahwa berdasarkan riset yang dilakukan dibuktikan bahwa makanan di rumah itu makan sehat dari pada makan di luar rumah.
Profesor Barry, ahli  yang banyak melakukan penelitian kebijakan dan program untuk mencegah obesitas dan diabetes, gaya hidup dan kesehatan mendukung bahwa makanan dan minuman di rumah lebih sehat lebih sehat dari pada makan dan minuman dari luar rumah. Beliau mengusulkan Untuk mengendalikan dampak buruk MBDK terhadap kesehatan berupa sakit Obesitas dan Diabetes dapat dilakukan dengan kebijakan pengenaan Cukai bagi produk MBDK dan pendidikan serta informasi makanan sehat. Dikatakan juga oleh Prof Barry bahwa kebijakan regulasi cukai MBDK sudah dijalankan oleh 99 negara di dunia. "Penerapan cukai MBDK memiliki dampak positif berupa penurunan konsumsi MBDK. Negara Chili menerapkan cukai MBDK dan dalam waktu tiga tahun berhasil menurunkan konsumsi  MBDK sekitar 30%", sharing Prof Barry.
Cara kedua mengendalikan konsumsi MBDK adalah dengan edukasi publik tentang komposisi atau isi dan  bahaya mengkonsumsi MBDK. Edukasi dengan menjelaskan kandungan pemanis dan gula dalam produk MBDK dengan memberikan informasi yangÂ
Tanda tulisan Pilihan Lebih Sehat menipu si konsumen karena tidak jelas isinya seberapa tinggi gulanya. Pemakaian tanda tulisan Pilihan Lebih Sehat ini melanggar UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen karena melanggar hak konsumen untuk diberikan informasi yang benar yang benar tentang komposisi produk MBDK. Saat ini beredar informasi bahwa BPOM lebih memilih dan mendorong agar produk MBDK menggunakan tanda tulisan Pilihan Lebih Sehat. Dorongan BPOM ini ini jelas salah dan melanggar hukum karena melawan UU Perlindungan Konsumen karena Pilihan Lebih Sehat itu menipu dan tidak memberikan informasi yang benar kepada konsumen.  Kami mengajak agar BPOM tidak menuruti kemauan industri MBDK. Mari BPOM gunakan Label Peringatan untuk menunjukan Makanan Sehat karena pemerintah harus melindungi masyarakat agar hidupnya sehat.
Jakarta, 21 Juli 2025
Azas Tigor Nainggolan.
Wakil Ketua FAKTA Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI