Berharap sang anak tak pernah bertanya, dianggap apa.
Maka, puisi Ribet ini bukan hanya sekadar curhatan ringan, melainkan kaca benggala pada kehidupan muda-mudi kita, manusia di batas tingkat lanjut modern yang mungkin kehilangan kemampuan mencintai dengan bertanggung-jawab. Mungkin juga bisa menjadi pengingat bahwa ruang kebebasan individu bisa jadi adalah bentuk pelarian yang seringkali kita rayakan ruang kebebasan individu itu, tanpa tanggung-jawab sama sekali dan perlahan mengubur sisi manusia kita yang beradab.Â
Pondok Ranggon, Oktober 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI