Mohon tunggu...
Ayu Tri Rahmawati
Ayu Tri Rahmawati Mohon Tunggu... 24107030029 Mahasiswi UINSUKA

menulis dengan tema random dan semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Trip

Explore Benteng Vredeburg : Tempat Wisata Sejarah yang Keren dan Bermakna

18 Mei 2025   19:06 Diperbarui: 18 Mei 2025   19:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Vredeburg (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Banyak destinasi wisata yang menampilkan warisan masa lampau, mulai dari keraton, candi, hingga bangunan kolonial. Salah satu destinasi wisata sejarah yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke kota ini adalah Benteng Vredeburg. Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta merupakan destinasi wisata sejarah yang menarik, terutama setelah revitalisasi besar-besaran pada tahun 2024. Benteng ini dibangun untuk mengawasi aktivitas Kesultanan Yogyakarta dari dekat. Letaknya yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari Keraton Yogyakarta menjadikan benteng ini strategis.

Benteng Vredeburg bukan hanya sekadar bangunan kuno yang berdiri megah di tengah kota. Ia merupakan saksi bisu perjalanan panjang sejarah Indonesia, khususnya Yogyakarta, sejak masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, hingga masa kemerdekaan. Kini, Benteng Vredeburg telah diubah menjadi sebuah museum yang menyajikan edukasi sejarah dalam bentuk yang menarik, menjadikannya tempat wisata favorit baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1760 atas perintah Gubernur Belanda waktu itu, Nicolaas Harting, dengan persetujuan Sultan Hamengkubuwono I. Pembangunan benteng ini awalnya dimaksudkan untuk menjaga keamanan kawasan Keraton Yogyakarta yang baru saja berdiri. Namun, sebenarnya tujuan utama Belanda adalah untuk mengawasi aktivitas kesultanan dari dekat dan mengukuhkan dominasi kekuasaan mereka di wilayah Jawa bagian selatan.

Awalnya, benteng ini hanya berupa struktur sederhana dari kayu dan tanah. Namun, seiring waktu, bangunan ini diperkuat dengan batu bata dan batu kapur. Pada tahun 1787, namanya diresmikan sebagai "Fort Vredeburg", yang berarti "Benteng Perdamaian" dalam bahasa Belanda. Sayangnya, meskipun dinamai demikian, benteng ini justru lebih banyak digunakan sebagai pusat kekuasaan kolonial dan simbol penindasan terhadap rakyat pribumi.

Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini beberapa kali beralih fungsi, mulai dari markas militer, tempat tahanan, hingga akhirnya pada tahun 1992 diresmikan sebagai Museum Benteng Vredeburg yang terbuka untuk umum. Kini, Benteng Vredeburg bukan hanya bangunan tua yang menyimpan cerita masa lalu, tetapi telah menjadi destinasi wisata sejarah yang edukatif, interaktif, dan menyenangkan untuk segala usia.

Potret Saya saat berkunjung ke Benteng Vredeburg (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Potret Saya saat berkunjung ke Benteng Vredeburg (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Salah satu daya tarik utama museum ini adalah koleksi diorama sejarah yang menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Terdapat puluhan diorama yang tertata rapi, menceritakan momen-momen bersejarah dari masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, hingga perjuangan kemerdekaan Indonesia. "Dari banyaknya visualisasi zaman dulu seperti perang, kehidupan masyarakat, uang, dll. saya dapat tahu tentang gambaran keadaan dan kehidupan di masa lalu dengan pemaknaan dari diri saya sendiri setelah melihat visualnya," ucap Qurratu, salah satu pengunjung benteng Vredeburg. Dengan gaya penyajian yang visual dan naratif, pengunjung yang datang dapat dengan mudah memahami jalannya sejarah bangsa melalui tampilan yang interaktif.

Bangunan kolonial benteng Vredeburg bisa bertransformasi menjadi ruang yang memberikan makna baru bagi bangsa Indonesia. Dari simbol kekuasaan kolonial, Vredeburg kini menjadi simbol perjuangan dan identitas nasional. Keberadaannya memperkuat narasi sejarah tentang perjuangan, keberanian, dan ketahanan rakyat Indonesia dalam menghadapi penjajahan. Lebih dari sekadar bangunan tua, Vredeburg adalah ruang narasi. Ia bercerita tanpa suara, melalui tembok-tembok kokoh, melalui diorama-diorama yang menggambarkan peristiwa penting, dan melalui keheningan yang mengajak kita merenung tentang masa lalu bangsa ini.

Benteng Vredeburg juga dilengkapi dengan ruang edukasi dan perpustakaan kecil yang menyediakan buku-buku sejarah. Bagi yang ingin bersantai, tersedia kafe yang menyajikan makanan dan minuman khas lokal. Tak lupa, ada toko suvenir yang menjual berbagai cendera mata seperti miniatur benteng, baju kaos dengan gambar sablon yang khas, hingga produk-produk UMKM lokal.

Pihak pengelola juga memastikan bahwa Benteng Vredeburg dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk pengunjung difabel. Tersedia jalur landai, toilet khusus, guiding block, dan ruang tenang untuk memberikan kenyamanan bagi semua pengunjung. Lokasi Benteng Vredeburg terletak sangat strategis, yaitu di Jl. Margo Mulyo No.6, tepat di seberang Gedung Agung dan di ujung selatan kawasan Malioboro. Lokasi ini membuatnya sangat mudah diakses baik dengan kendaraan pribadi, transportasi umum, maupun jalan kaki dari pusat kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun