Tentu, generasi sandwich tidak bisa hanya pasrah. Dibutuhkan strategi agar hidup tidak sepenuhnya terhimpit. Misalnya:
- Mengatur prioritas keuangan: membuat pos pengeluaran yang jelas antara kebutuhan pokok, tabungan, dan kewajiban untuk orang tua.
- Komunikasi terbuka dengan pasangan: agar tidak ada salah paham soal pembagian tanggung jawab.
- Membiasakan kemandirian pada anak sejak dini: supaya kelak mereka tidak mengulang siklus yang sama.
Selain itu, jangan lupakan kesehatan mental. Banyak yang terjebak merasa harus "kuat sendiri". Padahal, berbagi cerita dengan teman, mencari support group, atau bahkan konsultasi dengan profesional bisa membantu meringankan beban.
Penutup
Menjadi generasi sandwich memang tidak mudah. Ada rasa iri, lelah, bahkan kadang putus asa. Namun di sisi lain, posisi ini bisa mengajarkan kita arti pengorbanan, cinta, dan tanggung jawab.
Apakah generasi sandwich hanya sebuah beban? Atau justru ladang pahala? Jawabannya tergantung dari bagaimana kita memaknainya.
Satu hal yang pasti, di balik semua rasa lelah itu selalu ada makna---bahwa kita sedang menjadi jembatan yang menghubungkan kasih sayang dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI