Mohon tunggu...
Ayu Rochmawati
Ayu Rochmawati Mohon Tunggu... -

Belajar menulis, membaca potensi diri, dan berbisnis adalah step untukku menjadi pemuda yang lebih produktif

Selanjutnya

Tutup

Money

Berkah Makam Gus Dur Terhadap Sosial Ekonomi Warga Sekitar

2 Januari 2014   19:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

1.1.Latar Belakang

Pariwisata dewasa ini di dunia berkembang cukup pesat. Berbagai produk wisata ditawarkan oleh negara-negara yang mempunyai potensi pariwisata cukup bagus. Salah satu produk pariwisata yang berkembang adalah wisata ziarah.  Seperti negara Arab Saudi yang banyak menawarkan wisata ziarah islami dan mendatangkan banyak wisatawan dari negara yang mempunyai penduduk Islam. Israel juga terkenal dengan wisata ziarahnya. Negara tempat kelahiran Nabi Isa ini juga banyak didatangi oleh kaum nasrani dari berbagai penjuru dunia (George Quinn, 2002 dalam Puslitbang Kepariwisataan).

Wisata ziarah di Indonesia juga berkembang.  Kunjungan wisata religi meningkat kurang lebih 10-20% setiap tahunnya. Hampir sebagian wisatawan melakukan wisata ziarah terhadap makam Sunan yang menyebarkan agama Islam di jawa. Pangsa pariwisata ziarah ini merupakan wisata domestik yang  beragam mulai dari pedagang, tentara, kaum intelektual, pelajar  dan masyarakat kebanyakan. Peziarah ini mengunjungi makam yang mempunyai sosok kharismatik.

Gus Dur, Presiden RI yang keempatini merupakan sosok yang terkenal oleh masyarakat Indonesia. Berbagai kalangan kagum atas sosok Gus Dur.  Beliau juga merupakan tokoh organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama, Sosok Gus Dur yang terkenal ini, membuat banyak peziarah yang berkunjung makamnya. Menurut Tempo.com (anonim), 2010, rata-rata pengunjung per hari sebesar 2000-7000 pengunjung.  Apabila dihitung per tahun berjumlah sekitar 2 juta pengunjung.

Menariknya, di lokasi pemakaman Gus Dur, saat ini dijadikan tujuan dari wisata religi masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah. Selain dapat berziarah ke makam salah satu tokoh nasional dan tokoh Islam di tanah air tersebut, para pengunjung juga dapat menikmati udara yang sejuk dan kerindangan area Pesantren Tebuireng.

Area makam mantan Presiden RI ini sangat sesak bila datangnya akhir minggu. Diakui masyarakat yang ada disekitar lokasi makam, situasi akan sangat ramai dengan pengunjung yang ingin berziarah. Situasi ini digunakan masyarakat sekitar untuk mengais rejeki di area sekitar makam Presiden RI ke-4 itu.

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi perekonomian pedagang di area makam Gus Dur?

2. Dari mana saja pedagang berasal?

3. Komoditi apa saja yang di jual?

4. Sejak kapan mereka berjualan?

5. Berapa pendapatannya?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian tentang “BERKAH MAKAM GUS DUR TERHADAP SOSIAL EKONOMI WARGA SEKITAR” bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi para pedagang di area makam. Sehingga dilakukan penelitian dengan cara mewawancarai para pedagang. Disana, banyak komoditi yang dijual. Sehingga diambil bebera sampel, yakni dari komoditi makanan ringan, nasi, pakaian, buku dan kaset, aksessoris wanita, dan aksesoris penunjang kegiatan ibadah.

1.4.Teknik Pengumpulan Data

Kami mengambil sampel dari tiap pedagang dan barang yang diperjual belikan berbeda. Kami tidak hanya melakukan wawancara, namun kami juga membeli barang yang mereka jual.

1.5.Hasil Penelitian

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa kebanyakan pedagang berasal dari masyarakat sekitar wilayah Pesantren Tebuireng. Mereka menjual makanan ringan, nasi, pakaian, buku dan kaset, aksessoris wanita, dan aksesoris penunjang kegiatan ibadah. Mereka berjualan tidak lama setelah Gus Dur dimakamkan. Menurut pedagang, waktu yang paling ramai yakni ketika tanggal merah dan malam Jum’at.

Pendapatan yang didapat perhari, jika ramai mencapai 700.000-1.000.000. Namun jika keadaan sepi hanya mendapat 200.000 bahkan tidak ada sama sekali, terutama ketika musim hujan. Menurut pedagang, tidak ada pembayaran retribusi tiap hari layaknya di pasar. Namun mereka membayar uang kebersihan tiap minggunya sebesar Rp.5000, dan diakui hal itu tidak memberatkan para pedagang. Untuk sewa lapak tiap tahun, setiap blok berbeda harganya. Bagi pedagang yang berjualan di depan rumah, tidak perlu membayar uang kebersihan dan sewa.

“Dengan adanya makam Gus Dur di TebuIreng ini membuat banyak pengunjung berdatangan sehingga menjadi berkah tersendiri bagi kami untuk mengais riski dari berjualan mbak”, ujar salah satu pedagangan saat kami wawancarai diselah – selah kegiatan berdagangnya, remaja ini juga mengaku bahwa sudah hampir 2 tahun berjualan pernak pernik oleh – oleh khas makam Gus Dur mulai dari songkok hasil kreatifitas santi -  santri tebu ireng , sandal dan kerajinan lainnya.

I.5. Kesimpulan

Setelah melalui perjalanan panjang menulusuri daerah kampong sekitar makam Gus Dur ini, dapat kita simpulkan bahwa, dengan ada dan terbukanya makam mantan persiden ke empat Indonesia ini membuat banyak peziarah umum dari dalam maupun luar jombang berkunjung kesana, sehingga membuat berkah tersendiri untuk masyarakat sekitar terlebih di bidang social ekonomi. Mereka menjadi lebih terbantu dengan membuka lapak untuk berjualan di depan rumah, berwirausaha, dan memperkenalkan seni dan karya khas santri -  santri tebu ireng.

Oleh :

Tim 3F1 Mahasiswa Prosi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

Alfiatul Laili (B06212002 )

Ayis Nuzul Maulida (B06212003 )

Ayu Rochmawati (B06212004 )

Dasam Pasirio (B06212006 )

Achmad Ja'far (B76212093 )

Ibrahim Nu’man (B06212013)

Miftakhul Rizky (B06212020 )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun