Mohon tunggu...
Ayu Novita Pramesti
Ayu Novita Pramesti Mohon Tunggu... Administrasi - penggemar tahu, kucing, dan buku

senang menjadi diri sendiri yang sederhana dan mengena

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merawat Kemerdekaan dengan Kepedulian terhadap Pendidikan

30 Agustus 2017   19:21 Diperbarui: 30 Agustus 2017   19:55 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjr5t6y__7VAhVFpo8KHfaVDjsQjRwIBw&url=http%3A%2F%2Fayomengajarindonesia.blogspot.com%2F2012%2F12%2Findonesia-mengajar.html&psig=AFQjCNH7nkGQaRVqknc_2W0Ir2PC1re48Q&ust=1504183737334056

Apabila harus memilih nilai yang paling berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia, kepedulian adalah jawabannya. Tanpa kepedulian para pahlawan terhadap nasib bangsa Indonesia yang dijajah, kemerdekaan hanya menjadi angan. Jika Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Sultan Agung, HOS Cokroaminoto, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan pahlawan-pahlawan nasional lainnya hanya mementingkan diri sendiri, tidak mau peduli terhadap penderitaan rakyat yang hidup di bawah kekuasaan penjajah, maka Indonesi hanya tinggal impian.  Kepedulian para pahlawan kita terhadap nasib bangsa dan rakyatnya adalah cikal bakal dari pengorbanan yang mereka berikan. Waktu, pemikiran, harta bahkan jiwa mereka korbankan agar bangsa ini bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Mereka tidak egois dan apatis untuk memberikan sesuatu yang berharga dari hidup mereka agar bangsa ini bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan dan kedaulatan.

Setelah bangsa Indonesia merdeka, kepedulian tetap bertahan di tengah arus individualisme. Menjelang #HUTRI72, masih ada kepedulian yang ditunjukkan oleh elemen bangsa ini. Ada Serka Darwis yang begitu peduli terhadap warga Desa Maroko yang terletak di Kecamatan Wawo, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Prajurit TNI Korem 143/HO Kendari ini bertugas menjadi anggota Babinsa di desa itu. Dia menunjukkan kepedulian terhadap warga dengan cara membantu anak-anak sekolah menyeberangi sungai menuju ke desa tetangganya. Berbekal peralatan seadanya, Serka Darwis melakukan hal itu setiap hari tanpa kenal lelah karena belum ada jembatan yang menghubungkan kedua desa. Selain Serka Darwis, kepedulian juga ditunjukkan oleh Kang Jack, tukang parkir di kampus Universitas Padjajaran, Bandung. Dia mendirikan sekolah bebas biaya di Kampung Babak Loa, Rancaekek, Bandung, Jawa Barat. Motivasinya sederhana, yaitu ingin bermanfaat untuk sekitarnya. Dengan menyisihkan sebagian penghasilannya, Kang Jack berusaha terus mengembangkan sekolahnya menjadi lebih baik.

Baik Serka Darwis maupun Kang Jack, keduanya meneladani benar nilai kepedulian yang telah ada pada para pahlawan bangsa kita. Kepedulian Serka Darwis membuahkan pengorbanan tenaga dan nyawa agar anak-anak di desa bisa pergi menuntut ilmu. Kepedulian Kang Jack membuahkan pengorbanan waktu dan tenaga agar anak-anak di kampungnya bisa terus belajar tanpa terhalang ketiadaan biaya. Sungguh, Serka Darwis dan Kang Jack telah memberikan contoh kepada kita semua agar merawat kemerdekaan bangsa ini dengan kepedulian. Hal yang dilakukan mungkin terlihat kecil. Namun dampaknya sangat besar. Dengan kepeduliannya, Serka Darwis dan Bang Jack telah berperan untuk mewujudkan satu di antara janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebelum merdeka, rakyat Indonesia masih banyak sekali yang buta huruf. Namun dengan kepedulian berbagai pihak, jumlah rakyat yang buta huruf pelan-pelan mulai berkurang karena berhasil diajar dan dididik. Setelah merdeka, kepedulian itu tidak boleh berhenti. Harus terus berkembang agar janji untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terpenuhi dengan sempurna. Tanpa adanya kepedulian, bangsa yang cerdas sekadar angan-angan dan khayalan.

Kepedulian untuk mencerdaskan bangsa perlu dimiliki oleh semua elemen bangsa ini. Baik pemerintah, pengusaha, politisi, penegak hukum, pegawai biasa maupun pedagang kecil perlu memiliki kepedulian sesuai dengan posisi dan kemampuannya. Kepedulian pemerintah diwujudkan dengan memastikan anggaran pendidikan digunakan secara adil dan merata serta membuat cetak biru pendidikan agar arah pendidikan kita jelas di masa depan. Kepedulian pengusaha diwujudkan dengan memberikan bantuan finansial bagi elemen pendidikan (murid, sekolah, guru) yang berasal dari alokasi dana tanggung jawab sosial korporasi. Politisi mewujudkan kepeduliannya dengan membuat peraturan yang ramah terhadap bidang pendidikan serta mengadvokasi pelaksanaan kebijakan yang terkait pendidikan. Penegak hukum mewujudkan kepeduliannya dengan mengawasi dan mengadili pelaksanaan peraturan yang berhubungan dengan pendidikan. Pegawai biasa dan pedagang kecil mewujudkan kepeduliannya dengan menyadari bahwa pendidikan amat penting bagi anak-anak mereka dan berusaha sekuat tenaga agar anak-anak mereka bisa menempuh pendidikan.

Kepedulian untuk mewujudkan bangsa yang cerdas adalah tugas bersama semua elemen bangsa ini. Bangsa yang cerdas, yaitu bangsa yang sempurna perkembangan akal budinya dan tajam pikirannya, menjadi tujuan negara ini merdeka. Tujuan ini sekaligus menjadi janji bagi kemerdekaan negara ini. Tanpa kepedulian, bangsa yang cerdas hanya utopia. Tanpa kepedulian, bangsa ini akan terus menjadi bangsa yang terbelakang, terutama dari sisi perkembangan imtak dan ipteknya.

Kalau tidak ada lagi kepedulian, anak yang putus sekolah tidak akan tertolong. Kalau tidak ada lagi kepedulian, biarkan saja sebuah desa tidak memiliki sekolah. Kalau tidak ada lagi kepedulian, tidak masalah apabila suatu daerah kekurangan guru. Kalau tidak ada lagi kepedulian, guru yang kurang terampil biarkan saja tetap mengajar tanpa perlu dilatih kembali. Kalau tidak ada lagi kepedulian, murid-murid yang melakukan hal negatif tidak perlu dididik. Kalau tidak ada lagi kepedulian, biarkan murid-murid hanya pintar, tetapi tidak beradab dan berakhlak.

Kalau tidak ada lagi kepedulian,  kemerdekaan bangsa ini tak akan terisi. Kemerdekaan yang telah diraih akan hancur perlahan, dikikis individualisme dan egoisme.

Wahai segenap elemen bangsa, milikilah kepedulian. Sekecil apapun. Tanpa kepedulian, berarti hati telah mati...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun