Mohon tunggu...
Ayuni Puji
Ayuni Puji Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Pemanasan Global Benar-benar Terjadi?

8 Februari 2018   21:48 Diperbarui: 8 Februari 2018   22:39 3566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif panjang (10-30 tahun), pada suatu tempat yang luas di permukaan bumi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi, sehingga para ilmuwan telah mempelajari bahwa iklim di bumi dapat berubah. Dari studi tentang iklim di masa lalu menunjukkan bahwa iklim di dunia bisa berubah, dan perubahan iklim dapat diketahui setelah periode yang panjang. Apakah penyebab terjadinya perubahan iklim ini? Apakah karena meteor jatuh? Variasi panas matahari? Pergeseran lempeng bumi? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka bumi dan arus laut? Perubahan orbit bumi? Atau adakah sebab yang lainnya?

     Hingga pada tahun 1824 para ilmuwan menyadari bahwa terdapat suatu kandungan gas di atmosfer yang disebut sebagai gas rumah kaca, dimana gas ini dapat mempengaruhi iklim di bumi. Hal ini diketahui ketika Joseph Fourier mengemukakan bahwa bumi akan menjadi lebih dingin jika tidak memiliki atmosfer. Selain itu Fourier juga mengatakan bahwa atmosfer dapat diterobos oleh cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi, tetapi tidak semua energi yang dipancarkan ke permukaan bumi itu dapat dipantulkan keluar. Gas-gas ini meloloskan cahaya, namun tidak demikian dengan panas, yaitu seperti dinding pada rumah kaca.

     Seperti yang telah kita ketahui, cahaya matahari masuk ke bumi dan mencapai permukaan bumi, kemudian diserap dan dipancarkan kembali ke atmosfer sebagai panas. Di atmosfer, gas-gas rumah kaca memerangkap sejumlah panas, dan melepaskan sisanya ke ruang angkasa. Semakin banyak gas rumah kaca di atmosfer, semakin banyak pula panas yang terperangkap.

     Efek rumah kaca sebenarnya merupakan sebuah fenomena yang sangat dibutuhkan bagi bumi. Karena efek rumah kaca merupakan efek alami yang berguna untuk menjaga temperatur permukaaan bumi berada pada temperatur normal, yaitu sekitar 30°C.  Efek rumah kaca inilah yang menjaga iklim bumi agar bumi tetap layak untuk dihuni manusia.

     Pada abad ke-19 diketahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, yang disebut sebagai gas rumah kaca, yaitu gas yang dapat mempengaruhi iklim di bumi. Tyndall pada tahun 1850 mengemukakan bahwa jenis-jenis gas yang dapat memerangkap panas tersebut terutama adalah CO2 dan uap air. Kedua jenis gas ini disebut sebagai gas rumah kaca.

     Secara teoretis jika konsentrasi CO2 dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan bumi menjadi sangat signifikan, yaitu dapat meningkat sampai 1°C. Namun pada kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C, hal ini karena disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan bumi, atau sebab-sebab lain baik yang terjadi secara alami maupun karena perbuatan manusia.

     Peningkatan pesat gas rumah kaca merupakan sebuah masalah, karena dapat mengubah iklim dengan lebih cepat dari kemampuan adaptasi beberapa makhluk hidup. Selain itu, banyak iklim baru yang tidak terprediksi juga menghadirkan tantangan dan ancaman bagi seluruh kehidupan di bumi. Dengan konsentrasi gas rumah kaca yang meningkat, sisa lapisan es di bumi (Greenland dan Antartika) juga mulai meleleh. Kelebihan air ini dapat berpotensi meningkatkan permukaan laut secara signifikan.

     Seiring kenaikan suhu, iklim dapat berubah dengan cara yang tidak terprediksi. Selain kenaikan permukaan laut, cuaca juga bisa menjadi lebih ekstrem. Hal ini mengakibatkan akan ada badai besar, banyak terjadi hujan yang kemudian diikuti dengan kekeringan dan kemarau panjang, serta menyebabkan hilangnya persediaan air.

     Jika memang terjadi pemanasan temperatur bumi yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global atau Global Warming lalu apakah peristiwa pemanasan global tersebut merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari? Atau ada suatu sebab yang mempengaruhinya, sehingga menjadi masalah utama seperti sekarang ini?

     Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) pada tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata aktivitas kegiatan manusia semenjak tahun 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Selain itu perubahan kandungan gas rumah kaca akibat radiasi matahari mempengaruhi keseimbangan energi yang berdampak pada iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas (warna merah) atau dingin (warna biru), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global.

radiative-forcings-ipcc-2007-jpg-5a7c6af9cf01b432fb200302.jpg
radiative-forcings-ipcc-2007-jpg-5a7c6af9cf01b432fb200302.jpg
     Dari gambar terlihat bahwa terdapat 2 gas penyumbang terbesar pemanasan global yaitu gas CO2 (Karbon Dioksida) dan CH4 (Metana). Gas CO2 adalah penyumbang utama gas rumah kaca. Sumber peningkatan konsentrasi CO2 antara lain penggunaan bahan bakar fosil, pengaruh perubahan permukaan tanah seperti pembukaan lahan baru, penebangan hutan, pembakaran hutan. Sedangkan penyumbang terbesar kedua adalah gas CH4 (metana). Sumber utama peningkatan CH4 dapat berasal dari sumber-sumber alami seperti proses pembakaran biomassa atau rawa-rawa dan juga dapat berasal dari kegiatan manusia, seperti penambangan, pemakaian bahan bakar, kegiatan peternakan, dan pembuangan sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun