Mohon tunggu...
Ayuning Tyas Saputri
Ayuning Tyas Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Memiliki minat terhadap dunia kepenulisan dan berbagi berbagai pengetahuan dengan cara yang asik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SEJARAH SINGKAT "PENEMU BENUA AUSTRALIA"

12 November 2023   02:00 Diperbarui: 12 November 2023   02:28 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SEJARAH SINGKAT "PENEMU BENUA AUSTRALIA"

Penemuan Benua Australia tidak hanya terkait dengan James Cook, melainkan 70 tahun sebelumnya pelaut asal Makassar, Indonesia, sudah menginjakkan kakinya di benua tersebut. Meskipun James Cook kemudian dinobatkan sebagai penemu pada tahun 1770, perlu dicatat bahwa para pelaut Makassar adalah yang pertama menemukan Benua Australia. Suku Aborigin, sebagai penduduk asli, memiliki kemiripan fisik dengan suku-suku di Pulau Papua, dan Australia pada akhirnya masuk ke kekuasaan Kerajaan Inggris setelah penemuan oleh Cook.

Sejarah Singkat Penemu Benua Australia

Sebelum James Cook menyatakan dirinya sebagai penemu Benua Australia, sekitar 70 tahun sebelumnya, pelaut asal Makassar, Indonesia, telah menginjakkan kakinya di sana. Mereka telah menjalin kerjasama lama dengan Suku Aborigin, seperti yang diuraikan dalam riset Horst Hubertus Liebner, seorang antropolog maritim Jerman. Pelaut Makassar menggunakan Padewakang, perahu kayu kuno yang telah berevolusi menjadi perahu pinisi, berlayar dari Sulawesi ke pesisir Utara Australia. Perahu ini menggunakan tenaga angin, disesuaikan dengan arah angin musim timur atau barat selama periode pelayaran. Saat musim angin barat, armada Padewakang dari Makassar berlabuh di pesisir utara Australia, menghabiskan berbulan-bulan untuk mencari teripang di laut, dan setelahnya, mereka berinteraksi dengan penduduk lokal Suku Aborigin dalam pengolahan hasil laut.

Dalam kurun waktu sekitar enam bulan, pada musim angin timur, flotilla Padewakang yang singgah di Australia akan kembali ke Sulawesi membawa teripang yang telah diawetkan. Terkadang, sebagian Suku Aborigin turut serta dalam perjalanan pulang ke Makassar. Periode pelayaran para pelaut ini berakhir pada tahun 1907 karena larangan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda yang pada saat itu menguasai sebagian wilayah Indonesia. Meskipun demikian, hubungan panjang antara orang Makassar dan Suku Aborigin telah menciptakan kesan yang mendalam bagi keduanya.

Sejarawan Australia, Peter G. Spillet, menyampaikan bahwa pada sekitar tahun 1500-an, terjadi fase interaksi budaya antara orang-orang Muslim Makassar dan Suku Aborigin, selain dari hubungan perdagangan yang mereka bangun. Bukti dari kebudayaan ini tercermin dalam kosa kata Suku Aborigin modern, yang hingga kini masih menggunakan 250 istilah yang diadopsi dari Bahasa Inggris. Selain bahasa, bukti lain yang menguatkan temuan ini adalah nama-nama tempat di beberapa wilayah Makassar, seperti Kayu Jawa di Pantai Kimberley dan Teluk Mangko di Teluk North West Australia. Penelitian lain oleh antropolog Universitas Monash, John Bradley, juga mendukung hal tersebut Dalam penelitiannya, Bradley mengungkap bahwa interaksi antara orang Makassar dan Suku Aborigin merupakan hubungan internasional pertama bagi Suku Aborigin, terjadi 70 tahun sebelum kedatangan James Cook di Benua Australia. Ini menunjukkan bahwa pelaut asal Makassar memang menjadi penemu Benua Australia karena mereka tiba lebih dahulu. Bradley mencatat bahwa orang-orang Muslim Makassar dan Suku Aborigin berdagang dengan lebih adil, tanpa penilaian rasial atau kebijakan rasial. Dia juga membandingkan kedatangan pelaut asal Makassar dengan kedatangan James Cook.

Inggris, sebagai pihak berkulit putih, mengklaim Australia sebagai Terra Nullius, menyatakan bahwa benua itu tidak dimiliki oleh siapa pun. Ini berarti, melalui James Cook, Inggris secara sepihak menjajah dan mengklaim Benua Australia tanpa persetujuan dari Suku Aborigin. Sebaliknya, pelaut Indonesia meninggalkan warisan berupa hubungan yang erat, termasuk perdagangan, tradisi, budaya, dan sejarah yang masih terlihat hingga saat ini. Hubungan ini masih dirayakan oleh komunitas Suku Aborigin di Australia Utara.

Perdagangan teripang antara orang Makassar dan Suku Aborigin berakhir pada tahun 1906 karena tingginya pajak dan larangan pemerintah terhadap kegiatan jual beli oleh orang non-kulit putih, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Apa itu Benua Australia?

Benua Australia, yang merupakan benua terkecil di dunia, memiliki Sydney sebagai kota terbesar, sementara ibu kotanya adalah Canberra. Penduduk aslinya kebanyakan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi, mengingat Australia adalah negara persemakmuran Inggris. Sejarah mencatat bahwa Benua Australia awalnya dihuni oleh Suku Aborigin, bagian dari bangsa Polinesia. Namun, setelah eksplorasi dan ekspansi Eropa dalam penemuan Dunia Baru, Australia menjadi jajahan Inggris dan masuk ke dalam persemakmuran bersama negara-negara seperti Malaysia, Afrika Selatan, Hongkong, dan lainnya.

Pasca-penaklukan Australia, Inggris menjadikannya tempat pembuangan untuk tersangka kejahatan atau narapidana yang dianggap meresahkan masyarakat Inggris. Benua Australia juga menjadi tempat eksil bagi pembangkang kerajaan Inggris. Akibatnya, Australia menjadi tempat tinggal bagi ras Eropa selain Suku Aborigin. Meskipun demikian, pemerintah Australia masih terkait dengan kerajaan Inggris, dengan Ratu sebagai simbol kepemimpinan, dan menerapkan sistem monarki konstitusional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun