Mohon tunggu...
Ayu Indah Wulandari
Ayu Indah Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Art is fantasy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Tata Nama Senyawa dan Persenyawaan Reaksi yang Baik dalam Mengetahui dan Menentukan Senyawa Kimia

25 Oktober 2022   23:05 Diperbarui: 25 Oktober 2022   23:30 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tata nama suatu senyawa dan persamaan reaksi suatu senyawa merupakan suatu hal yang penting untuk dipelajari dalam pelajaran kimia, karena dengan adanya tata nama senyawa dan persamaan reaksi tersebut, kita dapat mengetahui senyawa kimia yang sering kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari. 

Selain itu, hal ini juga akan membantu kita untuk mempelajari pelajaran kimia di kelas, dan pada saat melakukan praktikum kimia di laboratorium, yang dimana tentu saja tata nama senyawa dan persamaan reaksi ini tidak pernah lepas dari hal-hal seperti itu. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari materi ini dengan baik dan benar.

Mengenai tata nama senyawa, sudah tidak asing lagi bagi kita pada saat mempelajari kimia. Nah, jadi dalam tata nama senyawa ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu tata nama senyawa ionic, tata nama senyawa molekul, serta tata nama senyawa asam dan basa.

Pada tata nama senyawa melalui ionik ini merupakan tata nama senyawa yang berhubungan dengan ion yang terdapat pada suatu senyawa. Jadi banyak senyawa ionic tersebut merupakan senyawa biner (binary compound), yang berarti senyawa yang terbentuk dari dua unsur. Nah pada senyawa ionic ini biner ini, unsur pertamanya diberi nama kation logam yang diikuti dengan anion non logam, misalnya pada NaCl (natrium klorida). 

Pada anion diberi nama dengan mengambil bagian awal dari nama unsur, yaitu klorin dan ditambah dengan “ida”, misalnya, yaitu KBr (Kalium Bromida), Zni2 (Seng Iodida), dan Al2O3 (aluminium oksida). Pada akhiran “ida” tersebut digunakan untuk gugus anion tertentu yang mengandung unsur berbeda, seperti hidroksida (OH-) dan sianida (CN-). Jadi, misalnya pada senyawa LiOH dan KCN diberi nama litium hidroksida dan kalium sianida. 

Pada senyawa ini dan senyawa ionik lain disebut dengan senyawa tersier, yang berarti senyawa yang tersusun dari tiga unsur . Kemudian pada logam-logam tertentu, khususnya pada logam transisi, itu dapat membentuk kation lebih dari satu, contohnya, yaitu pada besi. 

Besi (Fe) dapat membentuk dua kation, yaitu Fe2+ dan Fe3+, yang dimana pada kation tersebut dipakai untuk menunjukkan katon-kation berbeda dari unsur yang sama adalah dengan menggunakan angka romawi, yaitu I, II, III, dan seterusnya.

Pada angka romawi tersebut, misalnya pada I, itu menunjukkan bahwa terdapat satu muatan positif (kation), lalu pada II yang berarti terdapat dua muatan positif, dan III menunjukan bahwa terdapat tiga muatan positif (kation), dan seterusnya. Sehingga pada besi tersebut memiliki angka romawi berupa II dan III, yang berarti unsur besi (Fe) tersebut memiliki muatan positif dua dan muatan positif tiga, contoh: Fe(II) dan Fe(III).

Kemudian pada tata nama senyawa molecular, tidak seperti pada senyawa ionic, senyawa molekular ini mengandung unit-unit molecular yang terpisah. Sehingga pada senyawa ini biasanya tersusun dari unsur-unsur non logam. Banyak senyawa yang berbentuk biner, namun pada senyawa molekuler ini mirip dengan penamaan senyawa ionic biner. 

Pertama-tama yang perlu dilakukan untuk melakukan penamaan senyawa molekul ini, yaitu menempatkan nama dari unsur pertama dalam rumus, dan sesudahnya unsur kedua diberi nama dengan menambahkan “ida” ke nama dasar unsur tersebut, Beberapa contohnya, yaitu sebagai berikut:

HCl (asam klorida)

HBr (asam bromida)

SiC (silikon klorida)

Pada sepasang unsur tersebut umumnya biasa saja membentuk beberapa senyawa yang berbeda. Pada kasus-kasus tersebut, digunakan awalan Yunani untuk menyatakan jumlah atom dari setiap unsur yang ada dan juga dapat menghindari kebingungan dalam melakukan penamaan senyawa. 

Selain itu terdapat panduan dalam penamaan senyawa molekul ini, yaitu sebagai berikut:

- Awalan “mono” itu dapat dihilangkan untuk unsur pertama, misalnya pada PCl3 atau diberi nama pospor triklorida, bukan mono fosfor triklorida. Jadi pada ketiadaan awalan tersebut untuk unsur pertama biasanya berarti bahwa hanya terdapat satu atom unsur tersebut yang terdapat dalam molekul.

- Kemudian pada oksida, akhiran “a” pada awalan itu kadang dihilangkan, contoh: N2O4 yang diberi nama dinitrogen tetroksida dan bukan dinitrogen tetraoksida.

Tanpa pengecualian, kita tidak dapat menggunakan awalan Yunani untuk senyawa molekul yang mengandung hydrogen. Hal ini dikarenakan banyak dari senyawa-senyawa ini disebut dengan nama umum yang tidak sistematik atau dengan nama yang tidak secara khusus menandakan jumlah atom H yang ada, yaitu seperti

B2H6 (Diboran)

CH4 (Metana)

SiH4 (Silan)

NH3 (Amonia)

PH3 (Fosfin)

H2O (Air)

H2S (Hidrogen sulfida)

Pada urutan penulisan unsur-unsur tersebut dalam rumusnya tidak beraturan, sehingga pada contoh-contoh ini menunjukkan bahwa H ditulis pertama dalam air dan hydrogen sulfide, sedangkan H ditulis terakhir dalam rumus senyawa lainnya. Misalnya pada AsF3 atau arsenik trifluorida yang berarti bahwa terdapat satu atom As dan tiga atom F dalam tiap molekulnya.

Kemudian pada penamaan senyawa asam dan basa, pada penamaan senyawa ini dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan penamaan senyawa asam dan penamaan senyawa basa. Pertama yaitu pada penamaan asam. Jadi, asam (acid) ini dapat digambarkan sebagai zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air. Rumus pada asam ini terdiri dari satu atau lebih atom hidrogen dan gugus anion. 

Anion dengan nama yang berakhiran “ida” itu mempunyai bentuk asam dengan nama yang diawali dengan kata “asam” dan diikuti dengan nama anion tersebut, misalnya pada HCl atau asam klorida. Nama yang digunakan pada senyawa ini bergantung pada bentuk fisiknya. 

Pada wujud cair atau gas, HCl ini adalah senyawa molekuler yang disebut sebagai hidrogen klorida. Jadi ketika dilarutkan dalam air, maka HCl ini akan terurai menjadi ion H+ dan Cl-, sehingga disebut sebagai asam klorida. Kemudian asam yang mengandung hydrogen, oksigen, dan unsur lain itu disebut sebagai asam okso (oxoacid). Rumus okso ini biasanya diawali dengan H dan diikuti dengan unsur pusat dan kemudian O, seperti pada contoh sebagai berikut ini:

HNO3 (asam nitrat)

H2SO4 (asam sulfat)

H2CO3 (asam karbonat)

HClO3 (asam klorat)

Kemudian, jika asam okso yang namanya diakhiri dengan akhiran “at”, maka kita menggunakan aturan sebagai berikut:

- Penambahan satu atom O pada asam “at”, maka asamnya disebut sebagai asam “per….at”. Jadi, dengan menambahkn satu atom O pada HClO3, itu akan mengubah namanya dari asam klorat menjadi asam perklorat, yaitu dengan rumus HClO4.

- Pengurangan satu atom O dari asam “at”, maka asamnya disebut asam “it”. Jadi, misalnya pada asam nitrat, HNO3 akan berubah nama menjadi asam nitrit atau dengan rumus HNO2.

- Pengurangan dua atom O dari asam “at”, maka asamnya disebut sebagai asam “hipo….it”.

Jadi, ketika HBrO3 diubah menjadi HBrO, maka namanya berubah menjadi asam hipobromit.

Kemudian terdapat aturan untuk penamaan anion dari asam okso, atau disebut sebagai anion okso, yaitu sebagai berikut:

- Ketika semua ion H dihilangkan, maka nama asam memiliki akhiran “at”, maka nama anionnya sama dengan sebelumnya, tapi pada nama “asam” dihilangkan.

- Ketika semua ion H dihilangkan dari asam yang berakhiran “it”, maka nama anionnya sama dengan nama asamnya.

- Ketika nama dari anion yang satu lebih tapi tidak semuanya ion hidrogennya dihilangkan, maka harus menunjukkan jumlah ion H yang ada.

Kemudian pada penamaan basa, sebelumnya basa merupakan zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) yang dimana ketika dilarutkan dengan air. Beberapa contoh dari basa ini, yaitu:

NaOH (natrium hidroksida)

KOH (kalium hidroksida)

Ba(OH)2 (barium hidroksida)

Pada amonia (NH3), itu merupakan senyawa molecular yang berwujud cair maupun gas, yang dimana digolongkan sebagai basa. Jika diperhatikan bahwa sepanjang zat itu akan menghasilkan ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air, walaupun tidak mengandung ion hidroksida dalam strukturnya, zat itu tetap disebut dengan basa. 

Pada kenyataannya, ketika amonia dilarutkan dalam air, NH3 akan bereaksi sebagian dengan air dan menghasilkan NH4 dan OH. Sehingga amonia ini dapat digolongkan sebagai basa.

   Kemudian pada persamaan reaksi. Selain tata nama senyawa, persamaan reaksi ini juga dapat menentukan senyawa yang akan kita tentukan, yang dimana pada persamaan reaksi ini bertujuan untuk menyetarakan suatu zat-zat yang terdapat pada senyawa tersebut yang dimana melalui reaksi kimia.

Pada saat menulis persamaan reaksi ini perlu dihubungkan dengan tanda panah  yang dimana menyatakan arah dari reaksi kimia tersebut. Jadi tanda panah dalam reaksi kimia tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu irreversible (searah) dan reversible (berlawanan arah). 

Nah, pada persamaan reaksi ini akan menunjukkan perubahan perubahan fisik pada zat, seperti wujud jenis zat, suhu, dan konsentrasi pada zat tersebut, serta jumlah atom yang bereaksi dengan hasil reaksinya. Pada persamaan reaksi ini juga perlu penyetaraan reaksi, yang dimana dalam penyetaraan reaksi ini bertujuan untuk menyamakan jumlah atom kiri dan kanan pada persamaan reaksi.

Jadi, itu tadi merupakan penjelasan mengenai tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang dimana memang sangat bermanfaat bagi kita dalam menentukan dan mengetahui senyawa kimia dalam kehidupan sehari-hari terutama pada saat kita mempelajari kimia dan melakukan sebuah penelitian. 

Referensi:

Chang, R. (2003). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

https://ranisuharni.wordpress.com/kimia-kelas-x/tata-nama-dan-persamaan-reaksi-kimia/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun