Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Raja Salomo dan Pencarian Makna Hidup

21 November 2021   06:33 Diperbarui: 10 Desember 2021   09:43 2112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: istockphoto.com

Salomo tidak pernah merintangi matanya dari apa yang dikehendakinya serta dari sukacita apapun. Sampai ia berhasil mencapai semua pencapaian manusia pada zamannya. Dalam kitab Raja-raja Israel tercatat ia mendapatkan emas sebesar enam ratus enam puluh enam talenta atau sekitar dua puluh ton per tahun yang didapatnya dari upeti bupati-bupati di negerinya dan dari saudagar-saudagar da pedagang-pedagang dari semua raja Arab.

 Salomo juga mengumpulkan kereta dan orang berkuda, sehingga ia mempunyai seribu empat ratus kereta dan dua belas ribu orang berkuda yang ia tempatkan dalam kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem. Raja Salomo memiliki kemampuan dalam bidang perdagangan. Ia membeli kuda-kuda dari Mesir dan dari Turki dengan harga pasar.

Sebagai raja, ia memiliki segala-galanya dan amat termasyur ke seluruh penjuru dunia pada masanya. Seluruh raja-raja bahkan berikthiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang ditaruh Allah dalam hatinya. 

Tercatat ratu Syeba dari Yaman pernah berkunjung ke Israel dengan membawa pasukan pengiring yang amat besar serta banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal untuk mengujinya dengan teka-teki serta mendengar hikmat sang raja.

Tidak ada gading yang tak retak nampaknya tetap berlaku buat seorang manusia yang nyaris sempurna seperti dirinya. Kecintaannya terhadap banyak perempuan asing membuat Salomo tidak sepenuhnya berpaut kepada Tuhan Allahnya. 

Salomo mengambil anak Firaun sebagai istri kemudian ia juga mengambil perempuan-perempuan Moab, Edom,Sidon dan Het sebagai istri. Pada masa tuannya istri-istri inilah yang membujuk Salomo mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain sehingga membuat Tuhan murka. Tuhan pada akhirnya nanti membagi kerajaan Salomo menjadi dua yaitu Israel dan Kerajaan Yehuda.

Salomo di masa tuanya menuliskan  pada akhir kesimpulan akan pencarian makna kenikmatan duniawi yaitu kesia-siaan seperti usaha manusia menangkap angin dengan jaring.  Salomo bahkan dengan terus terang berkata bahwa ia pada akhirnya merasa putus asa dengan segala pencapaian dan kesuksesan yang gemilang yang telah ia genggam karena ia sadar akan segera meninggalkannya kepada orang-orang setelah dirinya.

Ia kemudian menyarikan seluruh observasinya dalam beberapa kesimpulan. Yang pertama Allah memberikan suatu pemberian kepada manusia untuk dikerjakan seumur hidupnya, Allah menaruh kekekalan dalam hati manusia. Berbeda dengan binatang, manusia diberikan kesadaran akan kekekalan. Mereka ingin hidup selamanya. Manusia menyadari mereka terikat oleh ruang dan waktu serta dapat mengingat hari-hari yang telah lalu dan kemudian merasakan kegentaran akan adanya kematian yang pasti menjelang di depan mata mereka.

Manusia dalam kesadaran ini diberikan kemampuan untuk mencari Allah dan menjalin hubungan dengan Sang Pencipta dalam doa dan ibadah seumur hidup mereka. Jalinan komunikasi dan hubungan antara manusia dengan Allah ini yang sungguh akan mengisi ruang kosong dlam hati manusia yang selamanya tidak dapat diisi semata-mata oleh kenikmatan dunia.

Berikutnya dalam kesimpulannya Salomo menuliskan bahwa semua nasib manusia sama baik bangsawan, anak raja, pegawai, dan budak yaitu semua akan menghadap tahta pengadilan-Nya dan di panggil dalam kekekalan sebab manusia pada dasarnya adalah roh bukan semata-mata materi. Tidak ada yang lebih baik bagi manusia untuk bergembira dalam pekerjaan dan kehidupannya di muka bumi.

Yang terakhir, Salomo berkata bahwa hidup kadang tidak adil. Penindasan terhadap orang lemah, pemerkosaan terhadap hak-hak orang, kekejaman, orang baik yang justru tertindas serta pengadilan manusia yang memihak orang kaya. Salomo menyatakan bahwa hanya Allahlah tempat mengadu dan bersandar dari dunia yang seringkali jahat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun