Tragedi gempa yang berkekuatan 5,6 magnitudo di daerah Cianjur, Jawa Barat, mengakibatkan kerusakan berat pada rumah maupun lingkungan warga. Gempa ini tidak hanya menghancurkan rumah warga, tetapi juga menghilangkan nyawa. Jumlah korban terus bertambah, pada Sabtu (26/11/2022), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 318 korban meninggal dalam tragedi gempa tersebut.
Gempa Cianjur bahkan terasa hingga Bandung, DKI Jakarta, Tangerang, Lampung, dan Rangkasbitung. Berdasarkan lokasi dan kedalaman hiposenter, gempa Cianjur termasuk gempa bumi dangkal yang diakibatkan oleh adanya aktivitas sesar/patahan aktif di darat. Meskipun kedalamannya dangkal, tetapi bisa menyebabkan goncangan yang kuat.
Ahli geologi Awang Harun Satyana menyatakan ada beberapa hal yang menjadi penyebab gempa Cianjur. Awang menyebut gempa dengan kekuatan 5,6 magnitudo termasuk moderat, dimana energi daya rusaknya sama dengan bencana tornado yang seringkali melanda Amerika Utara. Setidaknya ada empat penyebab yang disebut oleh Awang, yang pertama, pusat gempa yang dangkal (10-11 km) menjadikan energinya lebih kuat mengguncang permukaan.
Kedua, secara topografi, wilayah lereng kaki gunung merupakan area yang tidak stabil, apabila terjadi gempa dapat memicu terjadinya tanah longsor. Ketiga, tanah yang berasal dari pelapukan endapan gunung api muda belum cukup terkonsolidasi, sehingga energi gempa tidak segera hilang, justru menguat (amplifikasi) di permukaan. Keempat, konstruksi bangunan yang tidak tahan gempa.
Gempa ini juga menyebabkan aliran listrik terputus, pekerja PLN dikerahkan untuk memulihkan aliran listrik ke 366.675 pelanggan yang berdampak pada 1.957 gardu induk. Korban luka dibawa ke rumah sakit di sekitar Cianjur, sebagian ditangani di rumah sakit lapangan yang dibangun di tempat parkir. Menanggapi tragedi gempa Cianjur, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Tim Reaksi Cepat Jabar untuk dengan cepat merespon tragedi gempa tesebut.
Tak hanya Ridwan Kamil, Presiden Joko Widodo juga turut tanggap dalam tragedi gempa Cianjur, Presiden Joko Widodo mengarahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk meninjau kerusakan.
Menurut Presiden Joko Widodo, warga yang rumahnya rusak berat dan rusak sedang akan mendapat bantuan masing-masing sebesar Rp50 juta dan Rp25 juta, sedangkan untuk rumah yang rusak ringan akan diberikan bantuan sebesar Rp10 juta.
BMKG mengimbau warga untuk mewaspadai potensi banjir bandang dan tanah longsor akibat lereng yang tidak stabil. Warga juga disarankan untuk tidak mengunjungi lereng dan bantaran sungai.Â
Terjadinya tragedi gempa Cianjur ini memang diluar kendali manusia, tetapi pasti ada cara untuk meminimalisir bencana yang sama, misalnya membangun bangunan dengan konstruksi tahan getaran atau gempa, pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi, dan yang paling utama adalah senantiasa berdoa kepada Tuhan, jika Tuhan sudah berkehendak, tidak ada siapapun yang dapat menghentikan-Nya.