Mohon tunggu...
Ayu Hendranata
Ayu Hendranata Mohon Tunggu... Master student in communication, Nasionalist, Social Media Influencer

Ayu Hendranata is a master in Communication Studies, a social media influencer, and the founder of AH&Me Production. She is an active contributor on Kompasiana, where she writes about digital literacy, communication, and sociocultural reflection. Known for her thoughtful and nationalistic voice, Ayu blends academic insights with accessible narratives, promoting mindfulness and a balanced lifestyle through writing, reading, and wellness practices.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Yang Menentukan Arah Perdamaian Dunia Saat Ini ? Membaca Konflik Iran-Israel-Amerika Dalam Bayang Bayang Propaganda

22 Juni 2025   22:03 Diperbarui: 22 Juni 2025   22:03 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto :Kompas.com

Namun di tengah dominasi lima kekuatan ini, negara-negara lain di Global South, seperti Indonesia, Afrika Selatan, atau Brasil, kerap kali tidak mendapat ruang dalam menentukan arah perdamaian yang lebih adil dan kontekstual. Padahal mereka yang paling terdampak oleh krisis ekonomi global, pengungsi, serta instabilitas kawasan.

Untuk itu, dunia memerlukan langkah korektif. Pertama, diperlukan penguatan media alternatif yang independen dari tekanan geopolitik dan mampu menyuarakan narasi yang lebih adil dan berimbang,Penguatan media independen dan literasi digital menjadi kebutuhan mendesak. Riset UNESCO (2023) menyebutkan bahwa 68% opini publik global dipengaruhi oleh framing berita internasional. Literasi ini akan membantu publik membaca narasi konflik dengan lebih kritis. 

Kedua, negara-negara nonblok harus kembali menghidupkan diplomasi aktif yang tidak memihak pada kekuatan militer, melainkan berpihak pada nilai kemanusiaan universal. Diplomasi kolektif negara-negara nonblok dan Global South harus dihidupkan kembali. Indonesia, dengan prinsip politik bebas aktif dan pengalaman dalam forum G20 dan ASEAN, memiliki posisi moral untuk menjadi suara penyeimbang

Ketiga, reformasi sistem internasional seperti PBB menjadi semakin penting, agar mekanisme perdamaian dunia tidak hanya menjadi perpanjangan tangan lima negara veto. Reformasi tata kelola global, khususnya di tubuh PBB, menjadi sangat penting. Tanpa perombakan struktur veto dan dominasi lima negara besar, perdamaian dunia akan terus ditentukan oleh kepentingan geopolitik, bukan keadilan global.

Karena jika perang hanya dipahami sebagai urusan militer, kita akan melupakan bahwa korban terbesar dari setiap konflik adalah mereka yang tidak memiliki kekuasaan: warga sipil, pengungsi, dan anak-anak yang kehilangan masa depan.

Di tahun 2025 ini, dunia membutuhkan lebih dari sekadar gencatan senjata. Dunia membutuhkan keadilan dalam narasi. Karena hanya dengan narasi yang adil, perdamaian dapat tumbuh bukan di atas puing propaganda, melainkan di atas pemahaman dan solidaritas antarbangsa.

Sumber foto :Kompas.com
Sumber foto :Kompas.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun