Mohon tunggu...
Ayu PuspitaLestari
Ayu PuspitaLestari Mohon Tunggu... Tutor - seorang mahasiswa

membuka wawasan dengan membaca, berpikir kritis dan independen dalam bersikap jadilah wanita yang cerdas dengan hati,sikap,dan akal bukan dengan wajah semata..............

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menikmati Hidup dengan Oversharing di Medsos

11 Februari 2023   10:06 Diperbarui: 11 Februari 2023   10:08 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abad 21 ini abad yang telah memberikan kemudahaan kepada para manusia modern dalam menjalani kehidupan. Kemajuan teknologi yang semakin meningkat,inovasi yang telah diberikan oleh orang orang visioner. tekad dan tujuan mereka yang ingin menciptakan revolusi bagi kehidupan ini terkhususnya dibidang teknologi. seperi Bill Gates, Mark Zuckerberg, Jeff Bezos ,Zhang Yimin serta  Elon Mask. mereka adalah segelintir orang yang telah menciptakan teknologi, yang saat ini berdampak pada manusia modern. Dampak yang dihasilkan pula bersifat positif dan negatif.

Jika dikutip dari Wikipedia, Teknologi yaitu” Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia”. Alasan dan tujuan utama dari pendiri teknologi-teknologi besar saat ini yaitu sebenarnya hanya satu untuk memudahkan hidup manusia. Tetapi dengan seiiringannya zaman,pola pikir manusia juga berubah. Teknologi yang tadinya hanya untuk memudahkan manusia dalam kehidupan, saat ini menjadi boomerang bagi manusia itu sendiri. dengan bermunculan inovasi-inovasi baru dibidang teknologi menjadikan para manusia lupa diri pada hakikatnya yaitu mengontrol diri mereka,bukan teknologi yang mengontrol mereka.

Seperti contohnya dengan adanya media sosial yang awalnya di ciptakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi saat ini menjadi “tempat hidup” versi dunia maya. para manusia modern lebih senang untuk berselancar di media sosial. Akibatnya interaksi antar manusia di dunia nyata cenderung berkurang karna masing-masing sudah nyaman dengan dunia mayanya sendiri.

Istilah Oversharing atau menceritakan kisah kehidupan mereka di sosial media menjadi salah satu isu yang menarik untuk diangkat. Isu yang melekat pada  manusia modern. Dikutip dari detik com, Oversharing  yaitu , “ Kondisi ketika seseorang tidak bisa membatasi diri sendiri dalam membagikan informasi pribadinya kepada publik. seperti yang saya kutip juga disalah satu jurnal intenasional berjudul Oversharing on Social Networking sites: A Contemporary Communication Phenomenon, yang telah bereksperimen kepada para mahasiswa untuk mengetahui  alasan mereka oversharing dimedia sosial,”Firstly, it is interesting that asking participants to define “oversharing” seemed to yield two major themes: (1) posting “too much” personal information, and (2) posting too often. Beyond the expected element of private information, respondents’ inclusion of the frequency theme in their definitions supported H1. Knowing that college-aged people dislike receiving content from one source at high frequencies is important for brands and organizations to know as they create and schedule social media content”. mereka mengatakan bahwa para mahasiswa tidak suka menerima konten dari satu sumber dengan frekuensi tinggi penting untuk diketahui mereka dan organisasi saat mereka membuat dan menjadwalkan konten media sosialnya, selain itu jumlah like dan dislike sangat mempengaruhi. Hal ini pun didukung juga dengan pengguna media sosmed  berusia rata-rata 18-29 tahun,62% on instagram dan snapchat.

Dari alasan ini ditemukan keterkaitan bahwasanya penyebab dari oversharing ini keinginan untuk diakui eksistensinya terutama kepada anak muda yang notabene masih mencari jati diri. keberadaan sosmed ini di ibaratkan sebagai wadah mereka untuk mengekspresikan diri mereka.

“Mengekspresikan diri” kalau dilihat dari arah positif hal ini, walaupun demikian tentu saja ada orang memberlakuakan media sosial dengan positif. Tetapi banyak juga yang mengekspresikan diri dengan cara oversharing. Menceritakan semua hal di media sosialnya,

tentu saja hal ini sangat tidak baik untuk mereka yang melakukan karena dengan keseringan mengupload cerita hidup pribadi di sosial media menjadikan tidak adanya bounderis sedangkan kita tidak tau bahwa orang yang melihat sosmed kita itu baik atau tidak bisa saja mereka menyalahgunkan informasi-inforamasinya untuk hal tidak baik.

Apalagi semenjak sosial media semakin banyak di minati kejahatan pun lebih banyak terjadi. seperti di kutip dari artikel Leisure, “ Dengan terlalu berlebihan dalam mengunggah kegiatan, apalagi data pribadi,bisa memicu terjadinya kejahatan.

Mengeskpresikan diri dengan menceritakan kehidupan di media sosial tidak ada baik-baiknya. Karena balik lagi sebagai manusia sejatinya kita hidup didunia nyata bukan di dunia maya.

Dunia maya memang memberikan kenikmatan tetapi hanya berlaku sementara serta setiap manusia harus memiliki batasan dalam menjalani kehidupan ini. Stop untuk terlalu oversharing di medsos. karena untuk mendapat pengakuan dari orang lain ataupun ingin mengikuti zaman tidak harus seperti itu . masih banyak hal postif yang bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun