Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Venice in Jakarta 2024: Lebih dari Sekadar Nonton Film

5 Mei 2024   17:00 Diperbarui: 6 Mei 2024   15:55 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis (kiri) bersama rekan di Italian Film Festival Venice in Jakarta 2024. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Akan lebih baik lagi apabila penonton tertarik mempelajari bahasa lokal dari negara film berasal. Misal, karena senang menyaksikan aneka film Italia membuat kamu tertarik belajar bahasa Itali? Kenapa tidak! Belajar bahasa Itali bisa kamu ikuti kursusnya di Instituto Italiano di Cultura, Menteng-Jakarta.

Pastinya dalam proses belajar kamu tidak hanya membaca buku berisi materi saja yang membuat kamu bosan. Namun, kamu juga akan banyak dilibatkan dalam kegiatan latihan berdialog, mendengarkan percakapan melalui audio, video, dan film-film menarik lainnya.

3. Mengenal Gaya Hidup Suatu Negara

Percayakah kamu jika film secara tidak langsung dapat menampilkan gaya hidup masyarakat melalui pelakon cerita mulai dari penampilan, selera, kebiasaan, tata krama hingga nuansa warna yang menjadi favorit dari suatu negara?

Mengambil contoh film lokal yang berjudul Kartini (2017) karya Hanung Bramantyo, film biografi ini kental menampilkan budaya Jawa mulai dari cara berpakaian, cara berpikir masyarakat pada masa itu, musik gamelan, hingga norma patriarki yang kala itu menganggap lelaki selalu nomor satu dan perempuan hanya ditempatkan untuk di rumah, dapur, dan beranak. 

Untung perilaku masyarakat yang membuat perempuan terbelakang itu kini sudah bergeser! Terima kasih ibu Kartini.


Bagi masyarakat internasional yang menonton film Kartini, film tersebut menjadi sumber wawasan budaya Jawa yang merupakan salah satu budaya Indonesia.

Efek positifnya, tak jarang kini banyak orang asing senang berkebaya dan berbatik. Mulai dari batik klasik kecoklatan hingga kebaya warna-warni meriah. 

Kebaya pun juga tidak hanya kebaya Jawa, banyak ekspatriat juga familiar dengan kebaya Bali. Selain mengenal budaya Indonesia dari kolega, orang asing juga mengenalnya dari aneka ragam film, musik, tarian, dan buku-buku karya seniman Indonesia.

Di film Enea, film Itali yang saya tonton, sering ditampilkan budaya bersulang minum anggur sebagai tanda kebersamaan saat makan dengan keluarga. 

Mereka tidak minum anggur untuk bergaya hidup mewah, tapi sebagai lambang persaudaraan. Selain itu, hal lain yang menarik mencermati dari orang Italia adalah cara berpakaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun