Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membangun Bangsa dengan Semangat Wirausaha

16 Februari 2018   09:00 Diperbarui: 16 Februari 2018   13:57 1455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
User Sedang Menggunakan Social Media. Sumber : www.ibm.com

Posting Aktivitas Secara Real Time Sangat Berarti Bagi Kaum Milenial, Bahkan Ketika Dirinya Sedang di-Interview. Sumber : Dok. Pribadi
Posting Aktivitas Secara Real Time Sangat Berarti Bagi Kaum Milenial, Bahkan Ketika Dirinya Sedang di-Interview. Sumber : Dok. Pribadi
Adanya karakter milenial yang demikian beragam meskipun masih dalam satu generasi, seorang pemasar hendaknya memahami lebih detail siapa target dari produk/ jasanya. Dalam hal ini, maka hal yang wajib dipertimbangkan oleh seorang pemasar adalah : siapakah target Anda secara spesifik?, Apa yang menjadi kesukaan mereka?, dan siapapun target milenial yang Anda tuju janganlah dianggap remeh.

Menciptakan konten pemasaran kepada milenial untuk produk branded maupun brand baru tentunya butuh kejelian. "Konten adalah audiens Anda, maka kenalilah mereka dengan baik agar mampu menarik perhatian. Terkadang kita harus berinvestasi untuk membangun audiens agar mendapatkan relasi yang kuat terhadap suatu brand," kata Aurora L. Chandra, pendiri & CEO Famous.ID Network.

Pendiri Famous.ID ini juga berpendapat bahwa penggunaan KOL (Key Opinion Leader) memberikan pengaruh yang cukup signifikan kepada suatu produk/ jasa melalui aktivitas digital. 

Para tokoh pemimpin opini (misal : Youtuber,Facebooker, atau tokoh masyarakat lainnya yang aktif memakai sosial media) dapat 'mengubah' hal kecil menjadi topik hangat yang dibicarakan publik hingga memungkinkan muncul nama produk/ jasa yang mendukung diskusi tersebut,

User Sedang Menggunakan Social Media. Sumber : www.ibm.com
User Sedang Menggunakan Social Media. Sumber : www.ibm.com
Para Micro Influencer. Sumber : www.socialmarketingfella.com
Para Micro Influencer. Sumber : www.socialmarketingfella.com
Zaman digital juga membuat munculnya istilah micro influencer. Apa itu micro influencer? Pemberi pengaruh mikro adalah seseorang yang ditugaskan/ dipercaya untuk melakukan rekomendasi pada sebuah produk atau jasa melalui platform digital. Umumnya tokoh ini fasih berbahasa lokal dan membawakan konten lokal. Pengikut akun digitalnya setidaknya harus mencapai 10K-100K.

Sederhananya, konten yang dibuat pemasar hendaknya harus bisa menarik perhatian, ada unsur emosi di dalamnya, membangun rasa penasaran audiens, dan tidak menghabiskan waktu audiens tanpa manfaat.

Beralih ke brand yang sudah eksis di pasar global. Bagi Anda para pelari pastinya tidak asing dengan merek Nike. Brand yang sukses dengan event fenomenal Bajak Jakarta 21K di tahun 2015 ini memiliki cara pandang unik dalam memenangkan target pasar sepatu olah raga sekaligus life style.

Sesi Sharing Bersama Narasumber. Dari Kiri ke Kanan : Aurora L. Chandra (Moderator), Arief Tjakraamidjaja (Nike Indonesia), Anton Wirjono (The Goods Dept.), dan Piotr Jakubowski (Go-Jek). Sumber : Dok. Pribadi
Sesi Sharing Bersama Narasumber. Dari Kiri ke Kanan : Aurora L. Chandra (Moderator), Arief Tjakraamidjaja (Nike Indonesia), Anton Wirjono (The Goods Dept.), dan Piotr Jakubowski (Go-Jek). Sumber : Dok. Pribadi
"Tidak hanya sepatu yang kami jual. Namun, kami juga menawarkan inovasi dan inspirasi yang relevan bagi konsumen. Kami ingin kosumen tetap membicarakan pengalamannya dengan Nike tidak hanya hari ini tapi hingga lintas generasi," tukas Arief Tjakraamidjaja, Country Marketing Lead Nike Indonesia.

Membangun brand yang tampil sebagai sumber inspirasi bagi konsumen membutuhkan strategi jitu. Untuk mewujudkanya maka sebuah brand hendaknya memiliki desain produk serta manfaat berbeda dan standout di antara merek kompetitornya (distinctive), membuat user menjadi spesial saat memakainya (authentic), dan brand tersebut harus terhubung dalam kehidupan konsumen (connected).

Lantas, poin penting apalagi yang harus diketahui pemasar untuk memikat hati para milenial selain memahami karakter, kebutuhan, dan kesukaan mereka? "Sebuah brandharus memiliki aksi yang nyata. Para pemasar masa kini tidak cukup bila hanya melakukan aktivitas jualan yang mencari untung belaka," ujar Eka Sugiarto, Head of Media Unilever Indonesia and SEAA.

Salah Satu Program Pemasaran Produk Unilever. Sumber : www.mediaide.com
Salah Satu Program Pemasaran Produk Unilever. Sumber : www.mediaide.com
Bicara brand yang diupayakan punya penggemar lintas gerasi alias bukan sekadar easy come and easy go, seorang pemasar dan pemilik bisnis tetap punya kebebasan untuk tidak selalu terpaku pada tren. Khususnya bagi para wirausaha, Anda lebih punya kemampuan menciptakan tren di pasar secara mandiri asalkan diramu dengan strategi penyampaian pesan yang tepat agar memenangkan hati target pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun