Di suatu pagi akhir pekan, 16 Agustus 2025, Yayasan Pendidikan AL FATAH yang meliputi KB Alam AL FATAH, SDIA Al Fatah, SMPI Al Fatah, serta Program khusus Kitab Kuning, kedatangan Ibu Mashan Wildaniyati, SPd dan Pak Sugiyanto, SPd selaku pemateri. Kegiatan Parenting Islami yang berlangsung hingga jelang waktu Zuhur tersebut serasa bagaikan seteguk air di tengah gurun Sahara.
Tema yang dipilih yaitu Anak hebat, orang tua hebat, menjadi teladan di rumah, menjadi mitra di sekolah.
Dari pesannya, terdengar reflektif dan sangat mendalam ya. Mari kita ikuti kelanjutannya lewat secuplik tulisan ini.
Menjadi orang tua, ada ilmunya
Menjadi orang tua adalah tugas yang mulia. Balasannya adalah surga. Namun tentu saja tantangan demi tantangan harus ditaklukkan, yaitu dengan ILMU.
Kesadaran inilah yang mendorong para wali santri meluangkan waktunya untuk hadir bersama.
Yayasan pendidikan Al Fatah sendiri terus berkomitmen sesuai visinya untuk membentuk karakter para santri agar memiliki akhlakul karimah dan cinta Qur'an. Kegiatan parenting Islami kali ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk lebih mengenal lagi pola asuh yang Islami.
Ibu Wilda, demikian akrab disapa, menyampaikan materinya dengan sangat menyentuh. Tidak sedikit hadirin yang menitikkan air mata haru. Banyak yang mengevaluasi diri, sudah sejauh mana berkontribusi dalam membentuk karakter "anak hebat". Sebagian lagi, bertanya-tanya dalam hatinya, mengapa anak saya tidak menjadi anak hebat? Mengapa anak saya nakal?
Fitrah anak hilang tanpa sengaja
Ibu Wilda yang sudah 38 tahun berkecimpung di dunia pendidikan dan sekarang menjadi pendiri sekaligus direktur Islamic Global School di kota Balikpapan menuturkan, banyak sekali kekeliruan yang tanpa sengaja sudah dilakukan orang tua dan menjadi pola dalam keluarga.
Salah satu contoh: saat masih bayi, anak-anak menunjukkan fitrahnya untuk bangun subuh, namun orang tua meninabobokan kembali karena berbagai kesibukan di pagi hari. Maka jangan heran ketika sudah usia wajib sholat, anak-anak terlihat susah bangun subuh untuk mengerjakan sholat.
Semua anak, HEBAT. Semua anak, BAIK
Mungkin banyak yang tidak percaya dengan kalimat tersebut. Masyarakat terlanjur mengkotak-kotakkan antara anak satu dengan anak lainnya. Ada anak pemalas, anak tidak naik kelas, anak berprestasi, anak nakal, anak introvert, dan sebagainya. Tanpa sadar, beberapa label negatif tersemat dan diafirmasi oleh anak itu sendiri.
"Semua anak HEBAT. Semua anak BAIK. Tetapi makanan ber-MSG , game rolbox, game Mobil Legend, dan sebagainya, yang telah merusak otak serta karakter anak-anak kita, " ujar Ibu Wilda dengan nada prihatin. "Selain itu, orang tua ataupun guru tidak menjadi teladan bagi anak-anak!"
Hadirin tercenung. Benar. Terkadang di sekolah, anak-anak diajarkan sholat dan mengaji. Namun ketika di rumah, anak-anak melihat orang tuanya tak mengerjakan kedua hal ini.
Mengapa gadjet dapat merusak karakter anak?
Generasi yang lahir jelang era digital seperti sekarang, memang sulit dipisahkan dari jangkauan gadjet. Apalagi orang tua, kakak mereka, teman mereka, menjadi lingkungan yang sangat dekat untuk bisa menyentuh gadjet dengan mudah. Harganya pun bisa sangat ramah dengan kantong. Berbagai aplikasi menarik, bisa di-install dengan mudah. Dan jaringan internet sudah masuk sampai ke desa-desa.
Bagi orang-orang yang menggunakan gadget secara bertanggung jawab dan sesuai kebutuhan, mungkin tidak mendatangkan masalah. Meskipun masih ada risiko terpapar radiasi dan sebagainya. Tetapi di tangan anak-anak kecil serta di bawah umur, keberadaan gadjet bisa membawa dampak negatif seperti yang sudah banyak diketahui.
Ibu Wilda memberikan 3 tips saat anak mulai melancarkan aksinya meminta gadjet di tempat umum saat orang tua berhadapan dengan tamu, misalnya.
1. Abaikan rengekan atau tangisan anak. Bahkan saat anak merayu dengan memeluk atau mencium, orang tua tidak boleh luluh
2. Bicarakan pola asuh ini kepada suami dengan singkat dan jelas, tidak bertele-tele
3. Ayah dan Bunda harus seiya sekata agar anak tidak mengalami kebingungan
Kesimpulan
Tidak ada anak hebat, tetapi orang tuanya tidak hebat. Anak HEBAT, pasti karena orang tuanya HEBAT.
Orang tua adalah mitra bagi sekolah dalam membentuk karakter anak hebat. Jangan perdengarkan kata-kata kasar dan cacian kepada anak-anak. Ciptakan suasana hangat dan penuh kasih sayang di rumah. Anak-anak selalu merindukan sentuhan dan pelukan kedua orang tuanya dalam pertumbuhan mentalnya.
Dalam surah Az-Zariyat: 56 Allah SWT berfirman, "وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ" yang artinya "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"
Sesungguhnya, mendidik anak-anak agar mereka memiliki akhlak mulia adalah ibadah. Dan itulah tujuan kita hidup di dunia. Barakallahu fikum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI