Pojok Baca jangan pernah padam
Sejujurnya, saya merasa sedikit pesimis apakah ke depannya perangkat sekolah mampu tetap menggalakkan ruang literasi ini?
Bukan sebuah pertanyaan dalam hati saja.
Di luar sana, beberapa mahasiswa bahkan memilih judul "Tingkat Keberhasilan Pojok Baca di Sekolah" sebagai bahan skripsi mereka.Â
Nah, ada apakah gerangan?
Tidak terlalu mengherankan, sebab bisa dikatakan hampir satu dekade berjalan, proyek Pojok Baca tidak memperlihatkan hasil sebagaimana yang diharapkan.
Ditambah lagi dewasa ini masyarakat digempur dengan kemajuan teknologi bernama gawai. Beragam aplikasi menarik ditawarkan di dalamnya. Alhasil kegiatan membaca menjadi semakin terlupakan saja.
Lalu, adakah yang dapat dilakukan untuk menghidupkan semangat membaca seperti yang diharapkan? Berikut tiga kiat mempertahankan keberhasilan Pojok Baca Sekolah:
1. Menjadikan membaca 15 menit sebagai kebiasaan sebelum memulai pelajaran
Apakah hal ini mungkin dilakukan? Bisa, tentunya dengan proses pembiasaan dan tekad yang kuat.
Guru, yang sedianya memberikan materi pelajaran pada jam pertama, dapat memberi kesempatan sekaligus mendampingi siswanya.Â
Sebab tidak menutup kemungkinan siswa membutuhkan penjelasan lebih lanjut dari buku yang dibacanya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pojok Baca yaitu meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa.