Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia yang Terkuak

27 Mei 2022   17:31 Diperbarui: 27 Mei 2022   17:44 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: Betty Spann/Pinterest

Kamu, adalah wanita muda yang ingin menikah, sebenarnya. Tetapi kamu tidak akan melakukannya selama sebuah rahasia masih menyelimuti kehidupanmu. Tentang masa lalu ibumu yang kelam dan tak mau dia ceritakan secara tuntas.

Kira-kira itulah sebabnya mengapa kamu sering datang lebih dulu, sebelum Pak Tua dengan baret di kepalanya, sampai di kursi biasanya, tak pernah berpindah. 

Kamu pun tak berniat memilih tempat lain. Di sisi jendela kaca, dekat rimbunan daun, adalah titik paling pas menurutmu. Kamu suka mengawasi lelaki itu tanpa terlihat olehnya. Ouh, itu sangat tidak adil.

Baiklah. Namanya Pak Yusa. Mantan dosen seni rupa yang kemudian memilih fokus dengan dunia lukis. Tak satu pun warga yang tahu asal usul dirinya, atau tentang keluarganya. Sampai kemudian kamu melihatnya pertama kali di bus, dan menguntitnya kemanapun.

Itu sedikit berlebihan, bahkan bagi anak kecil sekalipun. Hanya orang tidak waras saja yang mau membuang waktu untuk menyelidikinya. Bahkan saat Pak Yusa memenangkan lomba melukis bulan kemarin, para wartawan tak diberitahu tentang jati dirinya saat tanya jawab.

Tapi tenang saja. Sekarang aku sangat mengerti mengapa kamu selalu memesan kopi dan beberapa camilan tanpa ingin diganggu. 

Lembaran saraf di kepalamu terus dibuat penasaran, bukan? Kau bahkan sulit tidur malam akhir-akhir ini karena ternyata kalian berdua tak bisa ngobrol. Kamu dan lelaki dengan baret hitam di kepalanya, berasal dari bangsa yang berbeda, dan tak mengerti maksud satu sama lain. Kecuali sedikit kosakata dari isyarat tangan.

Lalu kamu mendatangiku, dengan harapan bisa memberi sedikit informasi. Dan secara kebetulan, Pak Yusa adalah pelanggan setia kami. 

Sayang sekali, selain tak ada yang mengetahui jawaban pertanyaan yang kamu miliki, di sini sangat tidak sopan membuka identitas orang lain tanpa izin. Seperti alamat rumah, nomor telepon atau sejenisnya. Kurasa ini peraturan di tempat lain juga, bukan?

*

Seperti biasanya, setiap akhir pekan Pak Yusa, lelaki itu, akan duduk di tempatnya pada pukul satu dan memesan dua paper tray roti sosis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun