Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengenal Pohon Kayu Halaban yang Kaya akan Manfaat

25 Juli 2021   17:46 Diperbarui: 26 Juli 2021   17:23 9726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Halaban berbunga sepanjang tahun (dokumentasi pribadi)

Manfaat untuk kesehatan

Secara khusus, bagian-bagian pohon ini juga memiliki manfaat menarik.

Daun Halaban menjari tiga sampai lima (dokumentasi pribadi)
Daun Halaban menjari tiga sampai lima (dokumentasi pribadi)
Daunnya bermanfaat sebagai obat demam, obat luka, dan patah selera. Selain itu, daun halaban berguna sebagai anti peradangan dan anti alergi karena mengandung senyawa ecdysteroid, flavonoid, steroid, dan fenolik.

Akarnya digunakan sebagai obat sakit perut, sedangkan kulit batangnya dapat digunakan sebagai bahan pewarna.

Kulit pohon kayu Halaban (dokumentasi pribadi)
Kulit pohon kayu Halaban (dokumentasi pribadi)
Kulit batang halaban, selain digunakan sebagai pewarna, juga sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas. 

Bagi suku Dayak di Kalimantan tengah yang kerap menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat, kulit batang pohon halaban dimanfaatkan sebagai obat sakit tenggorokan, yaitu amandel.

Merupakan pohon yang unik

Bunga pohon Halaban (dokumentasi pribadi)
Bunga pohon Halaban (dokumentasi pribadi)
Pohon ini terbilang langka. Meski tidak dibudidayakan, di hutan ia masih tumbuh secara liar. 

Biasanya halaban juga tumbuh di hutan sekunder, di tepi sungai, dan di sepanjang jalan termasuk di lahan marjinal seperti di areal alang-alang .

Pohon halaban yang tumbuh di samping rumah kami juga tumbuh dengan sendirinya. 

Sebelas tahun yang lalu, saat rumah ini dibangun oleh bapak, pohon halaban sudah berukuran cukup besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun