Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memaknai Perginya Dua Pembeli, Janganlah Kecewa

5 Juni 2021   10:24 Diperbarui: 5 Juni 2021   10:46 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.com

Sebenarnya sedang ada pelanggan lelaki yang minum kopi dan makan di sana, serta dua orang lain yang mengantri. Tapi sambil tangannya bergerak melayani, ia terus saja berkicau mengalahkan burung-burung di ranting pohon jambu.

Sahabat Pembaca, ilustrasi di atas mungkin pernah pula Anda jumpai.

Sebenarnya, apa alasan pemilik warung saat kehilangan omset sepuluh-dua puluh ribu rupiah untuk mengeluh?

Seorang muslimah apalagi, seharusnya tahu menilai rezeki itu bentuknya apa saja. Dan bila pun sudah terkumpul, bisa saja Allah swt mengambilnya kembali. Apakah pantas kita menyesali uang yang tidak sampai ke tangan kita?

Izinkan saya mengutip ayat al qur'an sebagai pedoman umat muslim.

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu (At Thalaq:3)

Kemudian ayat lain lagi,

أَوَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki)? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman. – (Az-Zumar: 52)

Saya teringat tulisan Kompasianer Ozy Alandika di sini. Pemilik warung nasi padang siang itu tengah tertidur. Dibangunkan, tidak juga bangun. Akhirnya Pak Ozy dan pelanggan lain yang kemudian datang, mengambil sendiri nasi dan lauk-pauk sambil menunggu pemilik warung bangun. Bukankah rezeki itu Allah telah mengatur dan tidak akan pernah tertukar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun