Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sound of Borobudur: Bukti Anak Bangsa yang Cerdas

11 Mei 2021   23:46 Diperbarui: 11 Mei 2021   23:54 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: zonapasar.com

Candi Borobudur, selain sangat menarik perhatian dunia internasional, juga menjadi tujuan utama pariwisata lokal sendiri.

Candi terbesar umat Budha yang terletak di kabupaten Magelang Jawa Tengah ini, selain bentuknya yang eksotis, mempunyai panorama sekitar yang luar biasa indah, juga sangat bersejarah. Baik secara peradaban maupun budaya. Maka banggalah saya memiliki Wonderful Indonesia.

Didirikan pada tahun 750 masehi atau abad ke-8 oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan wangsa Syailendra, candi berbentuk stupa ini, menjadi kuil sekaligus monumen Budha terbesar di dunia. 

Sumber gambar: cdn-2.tstatic.net
Sumber gambar: cdn-2.tstatic.net
Pada 1991 UNESCO menetapkan candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage Site) atas pertimbangan:

1. Merupakan mahakarya yang menggabungkan stupa dan gunung. Bentuk bangunan berupa piramida dengan sepuluh berundak tanpa atap, dimahkotai kubah berbentuk genta besar 

2. Kompleks Candi Borobudur menunjukkan seni dan arsitektur luar biasa yang memberi pengaruh besar terhadap kebangkitan arsitektural Indonesia pada awal abad 13 dan 16


3. Candi berbentuk bunga teratai yang disucikan oleh penganut ajaran agama Budha.

Menurut bukti-bukti yang diungkap para sejarawan, candi Borobudur telah ditinggalkan pada abad ke-14. Saat itu, pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa telah melemah dan digantikan masuknya agama Islam.

Bahkan candi Borobudur sempat hilang ditelan hutan rimba. Namun pada tahun 1814 ditemukan kembali oleh Gubernur Letnan india Belanda S.T.Raffles. 

Penemuan akan candi ini mencengangkan dan membuka mata Eropa bahwa candi Borobudur merupakan peradaban tingkat tinggi yang dicapai di Asia Tenggara Kuno.

Anak bangsa yang cinta Borobudur

Di masa kini, candi Borobudur terus menarik perhatian para pemburu foto, traveller/wisatawan, serta budayawan.

Yang teranyar adalah pentas Sound of Borobudur yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah sendiri, Ganjar Pranowo.

Sumber gambar: jawapos.com
Sumber gambar: jawapos.com
Beliau bercita-cita memajukan Borobudur dengan menghidupkan seni dan tari, persis seperti yang tergambar dalam relief bangunan candi. 

Ganjar pun, mengunjungi kediaman seniman senior Tanto Mendut untuk berdiskusi.

Tanto Mendut sendiri mengatakan, Borobudur bisa diibaratkan pusaka yang mengajarkan teknologi, arsitektur, pengobatan, seni, budaya.

"Ia juga menjadi mutiara yang memiliki banyak dimensi. Gunung, desa-desa, masyarakat, binatang dan lainnya," kata Tanto Mendut lagi.

Sound of Borobudur yang memukau

Dalam pagelaran yang dilaksanakan pada 8 April 2021 ini, anak bangsa (saya pribadi menilainya mengagumkan), membawakan tiga buah komposisi yang merdu sekaligus unik.

Silahkan tonton videonya

Para pemainnya adalah Dewa Budjana, Ali Gardy, Redy Eko Prastyo, Rayhan Sudrajat, John Arief, dan Agus Wayan Joko Prihatin. 

Trie Utami, idola era '90-an yang juga adik dari musisi dan seniman Purwacaraka, sebagai vokalis, dan Didik Nini Thowok selaku koreografer sekaligus penari.

Dewa Budjana menerangkan, ada ratusan alat musik yang tergambar pada relief Candi Borobudur. Diantaranya, ada yang bukan berasal dari Jawa Tengah. Yaitu dari Kalimantan bahkan Thailand atau India.

Maka dimulailah kerja besar ini dalam kurun lima tahun:

1. Membuat replika alat musik
2. Membunyikannya menurut metode zaman sekarang
3. Menciptakan komposisi

Musisi senior Purwacaraka mengungkapkan ada sekitar 80 alat musik yang bisa digunakan. Kesemuanya tidak lebih dari interpretasi dari temuan pada relief Candi Borobudur.

"Yang tergambar itu hanya dawai, tiup, pukul, perkusi, gesek cuma satu. Jadi kita bikin komposisi, yang bisa didengarkan orang dengan baik, bisa dipertunjukan dilihat orang dan menarik. Sementara itu yang bisa dilakukan," katanya lagi sebagaimana dikutip dari Kumparan.com.

Pentingnya menghargai peradaban masa lalu

Dari momentum ini, masyarakat luas bukan saja memahami kekayaan seni, budaya dan sejarah yang terekam dari relief candi Borobudur berupa gambar alat musik dan tari.

Penemuan alat musik yang berasal dari Thailand atau India, mengisyaratkan pada masa lampau, di tempat ini pernah berkumpul musisi dari penjuru dunia. Dengan kata lain, candi Borobudur layak dijuluki Borobudur Pusat Musik Dunia. Itu sebabnya ditemukan ratusan alat musik pada relief candi. 

Kesemua ini jika terus digali, akan menjadi aset bangsa. Wow, betapa Wonderful Indonesia!

Referensi klik, buka, disini, disini

Ditulis oleh Ayra Amirah untuk Kompasiana dalam rangka mengikuti event Samber 2021 hari 28, Samber THR 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun