Kalau ditanya apakah saya menyukai tantangan? Pastinya tidak.
Tapi kalau ditanya kesan saya mengikuti blog competition Samber THR Kompasiana, yang pasti saya sport jantung!
6 artikel tak mendapat label "pilihan"
Saya terkaget-kaget saat mendapati artikel di hari ke-6 tidak mendapat label pilihan dari admin. Mulanya saya menduga karena arus pembaca sudah sepi, yaitu pukul 23:28.
Tapi kemudian, saya menyadari judul artikel tidak menggambarkan keseluruhan cerita. Maklum sempat ketiduran sebelum tulisan rampung.
Karena memburu waktu, saya pun hanya membaca review, lupa memperhatikan judul tulisan yang mestinya bisa diperbaiki.
Kecewa? Itu pasti. Sebab saya selalu mentargetkan dapat biru alias label pilihan. Seakan-akan kalau tidak biru, tulisan menjadi spam semata.
Tak cukup sekali, meski di waktu yang lain saya lebih berhati-hati dan bersungguh-sungguh menulis, tetap saja tak mendapat label.
Artikel tayang tapi tidak bisa di-klik
Ini terjadi pada hari ke-17 saat mengisi tema masjid favorit. Bisa dibilang saya bersusah payah untuk konten tersebut.
Pagi hari, saya batal mengambil gambar pendukung artikel. Hujan gerimis turun hingga siang hari. Barulah pada sore hari, suami berkesempatan mengantar ke masjid yang letaknya cukup jauh dari rumah.
Malam hari sesudah isya, semuanya rampung dan artikel klik tayang.
Tapi entah apa sebabnya, artikel tersebut tidak dapat dibuka, dibaca atau share ke media sosial seperti biasa. Empat orang Kompasianer sempat menyampaikan pada saya.
Sebagai perempuan yang tak cukup mental, hati saya tentu remuk redam. Usaha saya tak membuahkan apa-apa. Tidak ada seorang pun yang akan mengetahui apa yang saya ceritakan.
Sampai salah satu Kompasianer menyemangati dan menyarankan mengirim ulang tulisan.
Ah, bagaimana bisa?
Saya tak punya salinan. Saya langsung menggunakan dashboard Kompasiana sejak awal bergabung!
Saya mengambil hikmah dari kejadian ini. Bahwa saya harus mempunyai salinan sebelum mengirimkan tulisan.
Berita gembira datang juga
Sejujurnya, one day one article sudah cukup menyita perhatian. Mengingat masih banyak aktivitas ibu rumah tangga seperti saya.
Tapi untuk mengimbangi tulisan yang tidak biru, saya memacu diri untuk membuat 7 artikel lain termasuk cerpen, ditambah 4 judul puisi.
Hasilnya alhamdulillah. Dari total sebelas judul, sembilan di antaranya mendapat label bahkan salah satunya masuk sebagai artikel utama. Rasa kecewa yang dulu, rasanya cukup terobati karenanya.
Tujuan mengikuti Samber 2021
Awalnya, saya memang tidak berniat mengikuti event ini. Saya merasa tidak yakin bisa 30 hari menulis tanpa jeda.
Tapi karena ajakan Kompasianer dan juga dukungan dari suami, keberanian saya tumbuh begitu saja. Saya bertekad untuk mengatur waktu agar hobi dan tugas di rumah dapat berjalan seiring.
Tujuan saya terutama sebagai kesempatan belajar berliterasi. Ingin memperbaiki kemampuan diri, serta konsisten dengan cita-cita lama saya yaitu menulis.
Saya sadar, "rumah" Kompasiana adalah tempat belajar paling ideal. Alasannya adalah:
1. Mudah menimba ilmu dari penulis senior
2. Mendapat kegembiraan saat tulisan kita diterima/ mendapat apresiasi
3. Mendapat banyak teman
4. Mendapat ilmu dari artikel Kompasianer lain
5. Lingkungan terbilang santun
6. Menyalurkan hobi bisa dapat cuan
Apapun itu, saya bersyukur atas semua hikmah yang saya dapatkan. Yang terpenting adalah semangat untuk berliterasi dan berbagi ilmu serta pengalaman, jangan sampai padam.
Saya percaya setiap sudut kehidupan pasti mempunyai sisi hitam dan putih, suka dan duka. Tinggal bagaimana kita menyikapi dan melewatinya.
Tetap semangat! Ayra Amirah
Mulanya ragu, dan pengen ngga ikut Samber 2021. Nyatanya sudah 24 hari terlewati, yes!!#SamberTHRKompasiana pic.twitter.com/3Ulzb2faQm— Ayra Amirah/Ika (@AmirahAyra) May 8, 2021
Diajakin Pak Guru ikutan Samber 2021, sempat nolak sih. Alasannya, bulan ramadhan biasanya emak seperti saya mendadak sibuk🤭 untung deh akhirnya setuju ikut Samber! Thank you yaa Pak🙏😊@AlandikaV #SamberTHRKompasiana— Ayra Amirah/Ika (@AmirahAyra) May 8, 2021
Ikut Samber 2021 itu tantangan banget! Saat saya sibuk dan baru bisa post larut malam (belum DL) pasti tidak dapat label dari admin. Sediiiih rasanya😪 #SamberTHRKompasiana pic.twitter.com/3ERkIEVJDV— Ayra Amirah/Ika (@AmirahAyra) May 8, 2021
Paling menyakitkan ikut Samber 2021, saat sudah pergi ke masjid ambil gambar, sempat menunggu gerimis reda pula, begitu posting artikel kena erorr, ngga bisa di klik sama sekali. Terpaksa deh buat baru. Mana ngga punya salinan😢#Samberthrkompasiana pic.twitter.com/yUHMSaDrJJ— Ayra Amirah/Ika (@AmirahAyra) May 8, 2021
Yang menghibur hati saat ikut Samber 2021, bisa nyambi nulis 7 artikel dan cerpen plus 4 puisi, yang salah satunya masuk artikel utama. Alhamdulillah😊 #SamberTHRKompasiana pic.twitter.com/ysB9IZQODk— Ayra Amirah/Ika (@AmirahAyra) May 8, 2021