Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Cita-cita Kedua Orangtua Kandas, Tahukah Maknanya?

15 April 2021   22:40 Diperbarui: 15 April 2021   23:25 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok orang-orang kecil ini, tentu saja pernah mempunyai cita-cita untuk keturunan mereka. 

Bila "menjadi orang" dianggap terlalu muluk, cukuplah cita-cita dapat membiayai sekolah dan tercukupinya kebutuhan dasar sehari-hari. 

Kalaupun  cita-cita sebagai orang tua terpaksa harus kandas, apakah mereka rela anak-anak itu akan mengalami hidup yang nyaris sama dengan dirinya?

Laki-laki, identik dengan sifat kuat, gagah dan perkasa. Ia adalah pemimpin kaum wanita, tulang punggung bagi keluarganya. Ia adalah kakak laki-laki yang diandalkan, bahkan adik laki-laki pelindung saudara perempuannya.

Apakah hidup susah sebagai orang kecil, merupakan bagian dari takdir? Sebaiknya jangan terburu-buru menyetujui.

Nun di lain tempat, ada kelompok orang-orang kreatif yang mengubah sampah menjadi berkah. Atau kaum disabilitas yang tak menyerah begitu saja. Terus berkarya dan menjadi inspirasi yang lainnya.

Jangan malas

Kalau mau dipikir-pikir, motor penggerak tubuh manusia adalah tekad dan semangat. Bahan bakarnya adalah niat. Mekanisme-nya adalah bekerja keras.

Saya mempunyai sahabat perempuan yang dilanda kebangkrutan semasa pandemi. Sebelumnya, suaminya sangat sukses sebagai jasa ojol dan mempunyai banyak langganan. Kehidupan mereka pun sempat bersinar.

Apa yang terjadi saat sahabat tersebut saya tawarkan sebuah pekerjaan? Ia lebih memilih meminjam sejumlah besar uang dengan janji memberikan bunga. Sementara sang suami hanya tidur-tidur dalam pelariannya dikejar-kejar pemberi utang beberapa waktu sebelumnya. Saat saya memberi ide pekerjaan, suami tersebut memilih menunggu pekerjaan yang cocok.

Miris bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun