Mohon tunggu...
Zulkarnain El-Madury
Zulkarnain El-Madury Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menganut Theologi Anti Paganisme/Syirik.\r\nTauhid adalah pahamku\r\nSyariat adalah hukumku\r\nAllah adalah Tuhanku\r\nMuhammad adalah Metode (manhaj)hidupku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Harus Banyak Agama ? Islam bukan Agama

29 Januari 2011   22:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:04 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengapa harus banyak agama ?, apa memang dunia ini tidak menemukan solusi yang benar, sehingga keinginan menyelesaikan masalah manusia harus standar agama, kendati agama tak urung mnciptakan masalah. Sebabnya banyak, diantaranya agama tidak mampu menolak keinginan manusia untuk merobah keberadaan agama. Status agama adalah statuskou, berdiri tepat pada landasan agama, tanpa mau diusik oleh pengikut agama. Agama merantai pemikiran manusia menjadi tidak sehat, karena harus mati dan menghukum orang karena kepentingan agama.

Tetapi Islam bukan agama, sebab dari awal Islam tidak pernah memperkenalkan diri sebagai agama, walaupun ada yang menyamakan Islam dengan agama. Islam dikenal dalam bahasa Quran dengan bahasa Din, Dinul Islam yang bermakna bahwa Islam hadi sebagai pandangan hidup manusia di dunia dan akhirat, aturan yang mengatur hidup pemeluknya menurut aturan Quran. Sedangkan kata Din itu banyak ragamnya, awalnya bermakna menghutangkan, artinya seluruh umat Islam memiliki saham untuk mendpatkan hasilnya kelak bilamana Allah harus membayar, itulah sebabnya dial-quran selalu ada kalimat; “siapa yang meminjamkan pinjaman yang “, yang mengharuskan ada pengembaliannya kelak.

Sedangkan agama menurut lazimnya diartikan “Tidak Kacau”, lalu agama mana yang tidak kacau, bahkan sejak awal lahirnya agama agama bukan menjadi solusi terhadap permasalahan yang menimpa manusia, tetapi menjadi beban masalah makin bertambah dan memicu munculnya banyak masalah didunia. Itulah sebabnya Islam menyebutdirinya bukan “Agama”, tetapi Dinul Islam, bermakna Islam tidak mengajarkan keyakinan dan ibadah semata, tetapi juga menjadi sumber pembangunan manusia dalam segala bidangnya.

Agama (tidak Kacau) dalam perjalanan sejarahnya semata memperkarangan keyakinan terhadap tuhan dan membawa umatnya hidup dlam belenggu keyakinan semata, tanpa bisa berkembang atau statis pada bentuk keyakinannya belaka. Agama telah membuat peta pertikaian berkepanjangan selama berabad, tanpa memberi solusi pemecahan masalah, karena doktrin agama melahirkan banyak orang orang yang berkepentingan yang satu sama lainnya memicu terjadinya persaingan dan harga diri. Didalam Islam tidak ada manusia yang disakralkan didepan hukum, melainkan tetap mendudukan kedudukan manusia sebatas manusia.

Sedangkan agama menciptakan orang orang suci yang dianggap sederajat dengan tuhan, mereka merasa mewakili tuhan didunia, untuk menyampaikan pesannya tuhan yang ada di langit. Agama mengajarkan bentuk bentuk keyakinan berdasarkan sintesis dari banyak permasalahan umat yang terjadi ditengah perdaban manusia dari zaman ke zaman. Hanya saja agama terkadang menjadi warna abu abu dalam menyelasaikan pertikaian umatnya.

Beda dengan Islam, mengapa disebut millata Ibrahim, millata hanifa, tentu artinya pegangan hidup Ibrahim atau jalan Ibrahim yang ketika disinergikan dengan kata Islam, menjadi dinul Islam yang bersifat Universal dan sempurna sesuai dengan firman Allah:” Pada hari ini telah aku sempurnakan Islam sebagai Din”, bukan dengan kalimat “pada hari ini telah aku sempurnakan Islam sebagai agama”. Karena penterjemahan Din menjadi kata agama, tidaklah tepat menurut bahasa Al-quran, dan hanya akan mempersempitpengertian kata “Islam”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun