Oleh: Aya Shofia Irawan
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ
Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses seorang anak belajar untuk menjadi seorang anggota yang berpartisipasi di masyarakat. Dimana pun individu berada, tak terlepas dari proses belajar untuk bersosialisasi dengan masyarakat, budaya, berinteraksi, berkomunikasi dengan individu maupun kelompok.
Sosialisasi amatlah penting karena proses sosialisasi dilakukan setiap hari dengan bertemu orang lain, berkomunikasi, ataupun berkontak sosial dengan masyarakat. kehidupan manusia tidak terlepas dari sosialisasi.
Manusia ketika lahir tidak secara langsung mempunyai diri, dikarenakan diri manusia ini berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan individu maupun kelompok di masyarakat.
Media sosialisasi adalah tempat sosialisasi terjadi yang dikenal sebagai agen sosialisasi. Agen sosialisasi membantu individu untuk menerima nilai-niali atau norma agar dapat diterima oleh masyarakat, melalui proses belajar sehingga menjadikan individu ini dewasa dan mandiri. Agen sosialisasi yang utama menurut Jacobs adalah keluarga, kelompok bermain. Media massa, dan pendidikan. dalam tulisan ini akan membahas salah satu agen sosialisasi yaitu teman.
Seperti yang diketahui bahwa teman atau kelompok bermain adalah agen sosialisasi selalin keluarga atau orang tua. Melalui pertemanan, individu akan bertemu dengan berbagai macam karakter dan sifat. Dengan pertemanan ini, individu akan mempelajari nilai atau norma yang baru selain dari keluarga. Tahap ini termasuk ke dalam tahap game stage.
Apalagi jika anak sudah menginjak usia pubertas, pergaulannya pun akan semakin meluas. Mulai mencari jati dirinya, mencoba dan gagal (trial and error). Rasa penasarannya pun menjadi lebih luas lagi.
Pertemanan merupakan hubungan anatara dua orang atau lebih yang saling membantu, berbgai informasi, perasaan, pemikiran, waktu, saling mempercayai, menghargai, mendukung satu sama lain baik itu secara fisik ataupun ego.
Jika diperhatikan para anak muda atau remaja lebih banyak di luar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya, pengaruh pada minat, topik pembicaraan, sikap, penampilan dan perilaku lebih banyak pengaruh dari teman daripada keluarga. Di dalam pertemanan adanya hubungan timbal balik membuat satu sama lain mempengaruhi dan dipengaruhi karena hasil dari sosialisasi yang didapatkan dari masing-masing individu.