Mohon tunggu...
Siti Muallifatul
Siti Muallifatul Mohon Tunggu... Jurnalis - Student of International Relations

Selalu Semangat !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perencanaan Komunikasi Persuasif dalam Diplomasi

23 Oktober 2019   14:03 Diperbarui: 23 Oktober 2019   14:16 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam berdiplomasi, terdapat dua teknik yakni; Persuasid dan Koersif. Teknik persuasif biasanya dilakukan dengan halus, luwes, dan bersifat manusiawi. Sedang teknik Koersif bersifat memerintah atau memaksa, biasanya dengan ancaman, penyuapan, pemerasan dll. Akibat dari koersif adalah adanya perubahan sikap namun dengan perasaan terpaksa, sedang akibat dari persuasif sendiri adalah timbulnya kesadaran. Dalam Islam sendiri, diplomasi yang digunakan adalah persuasif, adapun perang yang dilakukan pada zaman dahulu, hanyalah langkah akhir dari diplomasi ketika teknik persuasif tak dapat mengubah lawan. Selain itu, meski berperang, Islam memiliki ketentuan dan syarat didalamnya.

Berikut adalah 5 teknik dari perencanaan komunikasi persuasif dalam berdiplomasi :

1. Teknik Integrasi

Yaitu kemampuan untuk menyatukan diri dengan mitra dialog saat berkomunikasi. Misalnya dengan menggambarkan nasib yang sama dengan lawan bicara. Maka ada baiknya kalimat yang digunakan adalah "Kita", karena dengan ini menggambarkan makna bahwa apa yang diperjuangkan bukanlah untuk kepentingan negara sendiri, tetapi juga untuk kepentingan negara lawan.

2. Teknik Asosiasi

Yaitu penyajian pesan komunikasi dengan jalan menumpangkannya pada satu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian.

3. Teknik Pay-Off

Yaitu kegiatan untuk memengaruhi orang lain dengan iming-iming atau janji. Teknik ini mengandung daya untuk menumbuhkan kegairahan emosional. 

4. Teknik Icing

Yaitu seni menata pesan dengan imbauan emosional sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya. Dalam hal ini sang komunikator hanya mempertaruhkan kehormatannya sebagai pusat kepercayaan.

5. Teknik Red-Hearing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun