Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maaf, Sampeyan Dilarang Mimpi

24 Agustus 2019   23:22 Diperbarui: 24 Agustus 2019   23:33 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com. 

Surakyat bertanya-tanya dalam hati, ada apa ini? 

"Begini, Pak Surakyat...," suara Pak Camat terdengar wibawa. 

"Saya, Pak," suara Surakyat bergetar, agak takut. 

"Saya mendengar laporan dari Lurah Slamet, bahwa Saudara telah membuat kekacauan di desa...!"

"Saya, Pak. Saya tak mengerti maksud Pak Camat."

"Saudara jangan berpura-pura. Cerita ini sudah menyebar. Saya tidak ingin di wilayah saya ada gejolak macam-macam. Jangan bawa-bawa nama presiden."

"Saya, Pak. Tapi itu cuma mimpi.... "

"Saudara mau membantah?! Mau melawan pejabat?" 

"Saya, Pak. Saya tidak berani," Surakyat menunduk.

"Makanya..., makanya Saudara kalau mau bertindak sesuatu itu, ngaca. Ngaca!"

Surakyat hanya diam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun