Banyak orang yang tidak pernah benar-benar menemukan jati diri. Mereka bahkan tidak punya waktu untuk dirinya sendiri karena sibuk dengan pasangan atau keluarga dan pada akhirnya mempengaruhi (sering secara negatif) hubungan dengan pasangan.
Ada juga mereka yang cukup beruntung untuk memahami diri mereka sendiri dan identitas mereka yang sebenarnya takut bahwa menjalin hubungan dapat melenyapkan kepribadian mereka.
Satu hal tentang kedekatan manusia: ketika dua orang berbagi ikatan secara akrab, baik hubungan kekeluargaan maupun secara romantis, ada kemungkinan kuat bahwa mereka akan mulai menularkan dan menyerap perilaku satu sama lain.
Pasangan yang akan menikah perlu mendiskusikan segala sesuatu dan menyelesaikan semua perbedaan. Ini menjelaskan mengapa banyak orang yang menikah dikatakan semakin mirip satu sama lainnya setelah sekian lama berumah tangga.
Memang benar bahwa dalam menjalin hubungan terutama perkawinan, kamu bisa kehilangan identitas dan menjadi terlalu terikat dengan pasangan sehingga merugikan dirimu sebagai pribadi utuh.
Menjalin hubungan sama sekali tidak salah, malah merupakan fitrah manusia. Namun jika kamu kehilangan jati dirimu karenanya, maka berarti ada yang tidak beres dalam hubungan kalian. Berbagi kehidupan dengan pasangan bukan berarti memberikan semuanya sehingga kamu kehilangan segalanya.
Salah satu cara untuk memastikan bahwa kamu tetap menjadi dirimu dalam suatu hubungan adalah dengan tetap berhubungan sahabat-sahabat lama meskipun telah punya pasangan. Mempunyai pasangan baik suami/istri atau pacar bukanlah alasan untuk mengisolasi diri dari dunia luar. Jika pasanganmu mencoba menjauhkanmu dari teman-teman (bukan mantan lho, ya) berarti dia bukan pasangan yang layak untukmu.
Cara lain adalah dengan tetap melakukan kebiasaan positif yang menyenangkan bagimu seperti saat kamu masih menjomlo. Mungkin justru hal-hal itu yang membuat pasanganmu termehek-mehek padamu, kan?
Intinya, silakan jatuh cinta, tapi jangan lupa untuk tetap menjadi diri sendiri.