Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Reuni SMA Para Arwah

27 Februari 2020   19:39 Diperbarui: 27 Februari 2020   19:42 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami bersumpah setelah mati akan selalu bertemu setiap tanggal 13 Februari.

Gara-gara sumpah sialan puluhan tahun lalu itu maka kami selalu bertemu, apapun yang terjadi: hujan, badai, gempa, tsunami, pasar Senen kebakaran, gunung meletus, meteor menabrak bumi, reuni harus tetap terlaksana. Bahkan, setelah berada di alam arwah menunggu pintu neraka dibuka. Kamu mengira dirimu kelak akan menjadi penghuni surga? Hah!  

Pokoknya, setiap tahun kami melakukan reuni. Yang hidup di hotel atau restoran mewah, kami para arwah di dimensi remang-remang.

Setiap tahunnya jumlah peserta bertambah banyak. Tidak hanya karena kecelakaan karena berlalulintas secara ugal-ugalan: serangan jantung, diabetes, gagal ginjal dan kanker menambah jumlah anggota secara cepat.

Seperti reuni SMA pada umumnya, suasana reuni selalu meriah, penuh dengan nostalgia.

"Aku dulu menyukaimu," aku Hariman pada Susmini. Hariman baru hadir tahun ini, mati karena serangan jantung. Di sebuah kamar hotel melati. Di atas perut seorang pelacur.

"Dulu aku tak kenal kamu," jawab Susmini, korban malpraktik operasi pembesaran payudara dokter palsu dua puluh tahun silam.

Di sudut dekat meja prasmanan yang menyediakan hidangan dari restoran Sansai Juo milik Gusmantara---tewas dibunuh pelayannya sendiri---, Fintya dan Delorena berdiri memegang piring.

"Bagaimana kamu bisa sampai ke sini, Fin?"

"Serangan jantung saat mengayunkan stik golf di halaman belakang rumah. Kau?"

"Tengkorak retak terkena bola golf nyasar saat menuju rumahmu untuk menagih uang arisan." Mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Sepotong daging rendang meloncat dari mulut Fintya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun