Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lampu Tidur

13 Juni 2019   14:06 Diperbarui: 14 Juni 2019   15:03 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Giring, ini benar-benar serius!" Kirana mendengus kesal.

"Ini wajah seriusku. Lanjutkan, "Giring menunjuk mukanya sendiri yang menunjukkan ekspresi tegas dibuat-buat.

"Papeuting muncul dari alamnya yang gelap gulita dan memasuki dunia kita untuk menyebabkan kekacauan hingga akhirnya menjadi kehancuran total."

"Mengapa Pa ... Papeuting akan datang untuk kau? Maksudku kita?"

"Semasa hidupnya sebagai manusia, mereka dibunuh secara kejam."

"Apa hubungannya dengan kau, Sayang?"

"Zarpa bukan lampu tidur biasa. Dia adalah Parayuga, semacam mojo, pelindung. Dia mencegah Papeuting masuk ke dunia kita ... rumah kita."

Ekspresi tak percaya semakin jelas di wajah suaminya.

"Sayang, bagaimana kau tahu begitu banyak tentang Papeuting dan mengapa kau butuh azimat untuk melindungi kita dari mereka?"

"Giring, aku bukan seperti yang kamu pikirkan ... masa laluku ... hal-hal yang harus kulakukan." Kirana memeluk suaminya semakin erat.

"Maaf ..." Bu Darmi berdeham. Dia menyela sambil menepuk pundak Kirana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun