Â
Libur cuti bersama Lebaran telah usai. Mulai besok kembali ke rutinitas biasa. Saatnya menghadapi dunia nyata.
Rapel kenaikan gaji (kalau ada), THR (juga kalau ada) berikut tabungan (kalau pernah ada) sudah selesai dimanfaatkan selama liburan kemarin.
Harga-harga yang naik dari awal Ramadan agak enggan kembali ke posisi semula, malah bertambah mahal karena musim diskon habis sudah.Â
Karena terbiasa hidup mepet selalu kepepet, maka saya mendisiplinkan diri memilih hemat menjadi gaya hidup. Penganut gaya hidup hemat (hemater) selalu irit (bukan pelit) dalam hal pengeluaran. Menjalani gaya hidup hemat membantu untuk tidak boros. Setajir apapun kamu, kalau tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, maka kamu bakal kere, atau setidaknya keturunanmu yang kedelapan jadi kismin.
Prinsip hemater bukan hanya "uang susah didapat dan gampang dibuang-buang", tapi juga "membuang uang sama sulitnya dengan mendapatkannya".
Ingat: Hemat bukan pelit. Pelit sudah pasti keterlaluan, deh lu!
Berikut ini lima hal yang TIDAK dilakukan oleh penganut gaya hidup hemat:
1. TIDAK menolak tawaran barang gratis
Jangan menolak yang gratisan! Masuk ke mal ditawarin tester produk makanan atau minuman yang baru launching? Minta dua atau sampai kenyang! Kalau perlu sekalian dengan SPG-nya!
Lewat gerai kosmetik disodori kertas sample wewangian? Minta sepuluh! Lumayan digosok-gosok ke badan sebagai ganti deodoran yang habis akhir bulan.